Profesi akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah profesi akuntan yang memberikan jasa berupa pelayanan pendidikan akuntansi kepada masyarakat melalui lembaga – lembaga pelayanan yang ada, yang berguna untuk melahirkan akuntan-akuntan yang terampil dan peofesional.
Profesi akuntansi pendidik sangat di butuhkan bagi kemajuan profesi akuntansi itu sendiri, karena di tagan mereka para calon-calon akuntan dididik.
Akuntan pendidik harus dapat melkukan transfer knowladge kepada mahasiswanya, memiliki tinggkat yang tinggi dan menguasi pengetahuan bisnis dan akuntansi, tekhnologi informasi dan mampu mengembangkan pengetahuanya melalui pendidikan.
Akuntan Pendidik, bertugas dalam pendidikan akuntansi yaitu mengajar, menyusun kurikulum pendidikan akuntansi dan melakukan penelitian di bidang akuntansi.
Pendidikan Akuntansi
Akuntan adalah sebutan dan gelar profesional yang diberikan kepada seorang sarjana
yang telah menempuh pendidikan di fakultas ekonomi jurusan akuntansi pada suatu
universitas atau perguruan tinggi dan telah lulus Pendidikan Profesi Akuntansi
(PPAk).
Ketentuan mengenai praktek Akuntan di Indonesia diatur dengan Undang-Undang
Nomor 34 Tahun 1954 yang mensyaratkan bahwa gelar akuntan hanya dapat dipakai
oleh mereka yang telah menyelesaikan pendidikannya dari perguruan tinggi dan telah
terdaftar pada Departemen keuangan R.I.
Sejak 2001 diadakan pembenahan sistem pendidikan akuntansi. Sebelumnya, alumni
akuntansi dari fakultas ekonomi perguruan tinggi negeri otomatis memperoleh gelar
akuntan (Akt). Berbeda halnya dengan alumni perguruan tinggi swasta yang harus
mengikuti Ujian Nasional Akuntansi (UNA) untuk meraih gelar serupa.
Sistem ini dipandang merupakan diskriminasi terhadap perguruan tinggi swasta,
bahkan tidak menjamin standarisasi profesi akuntan. Oleh karena itu, berdasarkan SK
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 179/U/2001, gelar akuntan hanya bisa diperoleh
melalui PPAk.
Perkembangan Profesi Akuntansi
Di awal masa kemerdekaan Indonesia, warisan dari penjajah Belanda masih dirasakan
dengan tidak adanya satupun akuntan yang dimiliki atau dipimpin oleh bangsa
Indonesia. Pada masa ini masih mengikuti pola Belanda masih diikuti, dimana
akuntan didaftarkan dalam suatu register negara. Di negeri Belanda sendiri ada dua
organisasi profesi yaitu Vereniging van Academisch Gevormde Accountans (VAGA )
yaitu ikatan akuntan lulusan perguruan tinggi dan Nederlands Instituut van
Accountants (NIvA) yang anggotanya terdiri dari lulusan berbagai program sertifikasi
akuntan dan memiliki pengalaman kerja. Akuntan-akuntan Indonesia pertama lulusan
periode sesudah kemerdekaan tidak dapat menjadi anggota VAGA atau NIvA.
refrensi:
www.wikipedia.com, www.e-dukasi.net.com
Rabu, 22 Desember 2010
Rabu, 03 November 2010
Tentang Akuntansi Pemerintahan
Apa Itu Akuntansi Pemerintahan?
Akuntansi pemerintahan adalah
suatu aktivitas pemberian jasa untuk menyediaakn informasi keuangan pemerintah berdasarkan proses pencatatan, pengklarifiksian, pengikhtisaran suatau transaksi keuangan pemerintah, serta penafsiran atas informasi keuangan.
Akuntansi pemerintahan termasuk akuntansi mikro yang mempunyai tujuan umum untuk mensejahterakan rakyat. .
Faktor-faktor yang mempengaruhi akuntansi pemerintahan:
1.System pemerintahan
dalam system monarki/ kerajaan akuntansi pemerintahan banyak dipengaruhi oleh raja jika dibandingkan dengan parlemen. Di dalam system demokrasi parlementer atau presidensiil, akuntansi pemerintahan banyak dipengaruhi oleh lembaga eksekutif dan legislative yang mengalami check and balances.
2.Sifat sumber daya
sumber daya akuntansi pemerintahan bersifat tidak berhubungan langsung denagn hasilnya. Seorang warga yang menyetorkan pajak, tidak mengharapkan kontra prestasi secara langsung dari kontribusinya tersebut. Berbeda dengan hal ini, pada akuntansi bisnis yang sumber dayanya terkait secara langsung dengan hasilnya, seperti adanya deviden.
3.Politik
Akuntansi pemerintahan sangat dipengaruhioleh politik. Sebagai contohadalah anggaran yang sarat dengan aspek politik. Anggaran diartikan sebagai aalat politik, maka dalam proses persetujuan anggaran, terjadi negosiasi politik antara lembaga legislative yang terdiri dari wakil partai politik dan pemerintah (biasanya pemenang proses politik pada suatu jangka waktu tertentu).
Karakteristik Akuntansi Pemerintahan:
1. Beda dengan akuntansi bisnis
2. Tidak ada laporan laba
3. Anggaran merupakan plafond (batas tertinggi)
4. Menggunakan lebih dari satu dana
5. Sangat bergantung pada undang-undang
6. Tidak mengenal perkiraan modal dan laba yang ditahan di neraca.
Penerapan Akuntansi Sektor Publik di Indonesia:
Salah satu bentuk penerapan teknik akuntansi sektor publik adalah di organisasi BUMN. Di tahun 1959 pemerintahan orde lama mulai melakukan kebijakan-kebijakan berupa nasionalisasi perusahaan asing yang ditransformasi menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Tetapi karena tidak dikelola oleh manajer profesional dan terlalu banyaknya ‘politisasi’ atau campur tangan pemerintah, mengakibatkan perusahaan tersebut hanya dijadikan ‘sapi perah’ oleh para birokrat. Sehingga sejarah kehadirannya tidak memperlihatkan hasil yang baik dan tidak menggembirakan. Kondisi ini terus berlangsung pada masa orde baru. Lebih bertolak belakang lagi pada saat dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 tentang fungsi dari BUMN. Dengan memperhatikan beberapa fungsi tersebut, konsekuensi yang harus ditanggung oleh BUMN sebagai perusahaan publik adalah menonjolkan keberadaannya sebagai agent of development daripada sebagai business entity. Terlepas dari itu semua, bahwa keberadaan praktik akuntansi sektor publik di Indonesia dengan status hukum yang jelas telah ada sejak beberapa tahun bergulir dari pemerintahan yang sah. Salah satunya adalah Perusahaan Umum Telekomunikasi (1989).
SUMBER : http://id.wikipedia.org dan Buku akuntansi pemerintahan .
Akuntansi pemerintahan adalah
suatu aktivitas pemberian jasa untuk menyediaakn informasi keuangan pemerintah berdasarkan proses pencatatan, pengklarifiksian, pengikhtisaran suatau transaksi keuangan pemerintah, serta penafsiran atas informasi keuangan.
Akuntansi pemerintahan termasuk akuntansi mikro yang mempunyai tujuan umum untuk mensejahterakan rakyat. .
Faktor-faktor yang mempengaruhi akuntansi pemerintahan:
1.System pemerintahan
dalam system monarki/ kerajaan akuntansi pemerintahan banyak dipengaruhi oleh raja jika dibandingkan dengan parlemen. Di dalam system demokrasi parlementer atau presidensiil, akuntansi pemerintahan banyak dipengaruhi oleh lembaga eksekutif dan legislative yang mengalami check and balances.
2.Sifat sumber daya
sumber daya akuntansi pemerintahan bersifat tidak berhubungan langsung denagn hasilnya. Seorang warga yang menyetorkan pajak, tidak mengharapkan kontra prestasi secara langsung dari kontribusinya tersebut. Berbeda dengan hal ini, pada akuntansi bisnis yang sumber dayanya terkait secara langsung dengan hasilnya, seperti adanya deviden.
3.Politik
Akuntansi pemerintahan sangat dipengaruhioleh politik. Sebagai contohadalah anggaran yang sarat dengan aspek politik. Anggaran diartikan sebagai aalat politik, maka dalam proses persetujuan anggaran, terjadi negosiasi politik antara lembaga legislative yang terdiri dari wakil partai politik dan pemerintah (biasanya pemenang proses politik pada suatu jangka waktu tertentu).
Karakteristik Akuntansi Pemerintahan:
1. Beda dengan akuntansi bisnis
2. Tidak ada laporan laba
3. Anggaran merupakan plafond (batas tertinggi)
4. Menggunakan lebih dari satu dana
5. Sangat bergantung pada undang-undang
6. Tidak mengenal perkiraan modal dan laba yang ditahan di neraca.
Penerapan Akuntansi Sektor Publik di Indonesia:
Salah satu bentuk penerapan teknik akuntansi sektor publik adalah di organisasi BUMN. Di tahun 1959 pemerintahan orde lama mulai melakukan kebijakan-kebijakan berupa nasionalisasi perusahaan asing yang ditransformasi menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Tetapi karena tidak dikelola oleh manajer profesional dan terlalu banyaknya ‘politisasi’ atau campur tangan pemerintah, mengakibatkan perusahaan tersebut hanya dijadikan ‘sapi perah’ oleh para birokrat. Sehingga sejarah kehadirannya tidak memperlihatkan hasil yang baik dan tidak menggembirakan. Kondisi ini terus berlangsung pada masa orde baru. Lebih bertolak belakang lagi pada saat dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 tentang fungsi dari BUMN. Dengan memperhatikan beberapa fungsi tersebut, konsekuensi yang harus ditanggung oleh BUMN sebagai perusahaan publik adalah menonjolkan keberadaannya sebagai agent of development daripada sebagai business entity. Terlepas dari itu semua, bahwa keberadaan praktik akuntansi sektor publik di Indonesia dengan status hukum yang jelas telah ada sejak beberapa tahun bergulir dari pemerintahan yang sah. Salah satunya adalah Perusahaan Umum Telekomunikasi (1989).
SUMBER : http://id.wikipedia.org dan Buku akuntansi pemerintahan .
Rabu, 27 Oktober 2010
Auditor dalam perusahaan(Audit Internal)
SEBERAPA PENTINGKAH ANDA (INTERNAL AUDITOR) BAGI PERUSAHAAN ?
Dalam suatu rapat evaluasi program kerja perusahaan semua unit yang ada pada perusahaan mengunggulkan unitnya masing-masing dengan mengatakan “unit kamilah yang terpenting bagi perusahaan karena tanpa kami bla…bla…”, tiba giliran internal audit ketika mengatakan kamilah yang lebih penting dalam perusahaan, bila unit internal audit tidak ada maka ….. nggak apa-apa dan perusahaan akan lebih effisien (serentak semua unit menyela omongan sang auditor).
Sangat ironis memang bila hal itu terjadi pada Anda (internal auditor), namun hal itu bisa saja terjadi bila keberadaan internal audit karena hanya untuk memenuhi ketentuan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 12 tahun 1998 bagi BUMN yang berbentuk Perseroan Terbatas, PP No. 13 tahun 1998 bagi BUMN yang berbentuk Perusahaan Umum dan Anggaran Dasar organisasi bagi BUMS.
Peranan Internal Auditor bagi Perusahaan
Juni 1999, The Institute of Internal Auditors memberikan defenisi Internal Audit sebagai berikut :
Internal Auditing is an independent, objective assurance and consulting activity dessigned to add value and improve an organization’s operations. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate the effectiveness of risk management, control, and governance processes.
Arah internal auditor bukan lagi sebagai watchdog tetapi sebagai konsultan yang dapat memberikan nilai tambah (add value) bagi operasional perusahaan. Dengan demikian peranan internal auditor sangat diperlukan guna mencapai tujuan perusahaan. Ibarat pertandingan sepakbola, internal auditor bukan lagi sebagai wasit atau penjaga garis yang mengawasi jalannya pertandingan (orang yang meniup pluit dan mencari-cari kesalahan), akan tetapi sebagai anggota kesebelasan yang membantu pencapaian tujuan perusahaan.
Dukungan Manajemen
Penjabaran peran Internal Auditor diatas tidak akan maksimal apabila tidak mendapat dukungan dari manajemen (Direktur Utama). Model dukungan manajemen secara sederhana (umumnya) sebagai berikut :
Secara fungsional, internal auditor melapor kepada direktur utama dan secara administratif kepada dewan komisaris.
Pada umumnya, aktifitas audit berkaitan dengan masalah pengendalian akuntansi (internal accounting control).
Pembuatan program dan pembentukan staf internal audit secara dekat oleh direktur utama.
Internal Auditor memiliki tingkat kebebasan yang tinggi.
Laporan audit ditinjau secara terperinci oleh dewan komisaris dan direktur utama.
Dalam model ini, manajemen (direktur utama) merupakan pendukung fungsi audit yang sangat aktif. Kebebasan internal auditor dari manajemen mungkin saja diragukan, namun untuk tingkat di bawah direktur utama, internal auditor memiliki tingkat kebebasan sangat tinggi, atau bahkan sepenuhnya.
Model diatas tidak menunjukkan realitas dalam perusahaan yang lebih besar dimana dukungan manajemen terhadap internal auditor bersifat kompleks dan dinamis, sejalan dengan lingkup pekerjaan internal auditor yang semakin luas.
Ciri utama perusahaan besar adalah luasnya tingkat tanggung jawab penting yang didelegasikan sehingga banyak keputusan penting yang dibuat dibawah tingkatan manajemen senior (direktur utama). Bila perlu direktur utama hanya melakukan peninjauan terhadap keputusan yang telah dibuat dan biasanya peninjauan tersebut bersifat pengesahan.
Realitas yang penuh kewenangan yang didelegasikan inilah yang harus dipahami oleh internal auditor sehingga ia tidak hanya tergantung pada direktur utama dan atau dewan komisaris; ia pun harus dapat berhubungan secara efektif dengan pihak yang menerima pendelegasian kewenangan tersebut.
Dukungan Komite Audit
Berdasarkan international best practices Komite Audit mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam bidang-bidang: pelaporan keuangan (financial reporting), Corporate Governance, dan pengawasan perusahaan (corporate control). Komite audit dan internal auditor pada prinsipnya memiliki tujuan yang sama, sehingga kerjasama yang baik diantara keduanya akan dapat membantu fungsi pengawasan terhadap governance perusahaan. Hal ini tentu saja dilakukan dengan tetap memelihara tanggung jawab profesional serta independensinya masing-masing dalam melakukan penilaian terhadap kinerja manajemen.
Dukungan komite audit terhadap internal auditor berkaitan dengan hubungan pelaporan terhadap kasus-kasus penyimpangan atau penyelewengan yang dilakukan oleh manajemen pada tingkat senior (direktur utama).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa peran internal auditor tergantung pada diri internal auditor tersebut dalam meningkatkan profesionalismenya guna memberikan nilai tambah bagi pencapaian tujuan perusahaan dengan dukungan yang penuh dari manajemen dan komite audit. Bagaimana dengan Anda (Internal Auditor)? (alison)
SUMBER:http://www.reindo.co.id
AUDITOR INTERNAL
Profesi auditor sebagai lokomotif dalam menggerakkan good corporate governance dan penjaga gawang dalam mencegah tindak kecurangan, memiliki andil yang besar dalam menciptakan tatanan ekonomi yang sehat dan akuntabel. Beberapa tahun terakhir, terjadi perubahan yang signifikan terhadap profesi auditor. Perubahan tersebut dipengaruhi regulasi dari luar maupun dalam negeri dimana secara langsung maupun tidak langsung, menuntut persyaratan yang lebih tinggi terhadap sistem kerja auditor.Definisi internal audit menurut the Institute of Internal Auditors (1991) adalah:Internal audit is an independent, objective assurance and consulting activity that adds value to and improves organization’s operation. It helps an organization accomplish its objective by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and governance process. Internal auditing merupakan suatu penilaian, yang dilakukan oleh pegawai perusahaan yang terlatih mengenai ketelitian, dapat dipercayainya, efisiensi, dan kegunaan catatan-catatan akuntansi perusahaan, serta pengendalian intern yang terdapat dalam perusahaan. Tujuannya untuk membantu manajemen melaksanakan tanggung jawab dengan memberi analisa, penilaian, saran, dan komentar mengenai kegiatan yang di audit
Menurut Hery (2005) internal audit berkembang sebagai salah satu cara perusahaan untuk mengatasi tingginya resiko akibat semakin pesatnya persaingan dan economic turbulence yang sulit diprediksi. Hiro (2002) dalam Hery (2005) mengatakan jasa audit internal yang berkualitas akan berpengaruh secara nyata terhadap kinerja perusahaan. Diaz (2002) dalam Hery (2005) melakukan penelitian mengenai peran akuntan perusahaan terhadap good corporate governance, menyimpulkan bahwa auditor internal sangat berperan dalam membantu manajemen dalam pemantauan penggunaan asset perusahaan, serta mengurangi kecurangan.
Dengan demikian pemeriksa Intern (Internal Auditor) harus memahami sifat dan luasnya pelaksanaan kegiatan pada setiap jajaran organisasi, dan juga diarahkan untuk menilai operasi sebagai tujuan utama. Hal ini berarti titik berat pemeriksaan yang diutamakan adalah pemeriksaan manajemen. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan memahami kebijaksanaan manajemen (direksi), ketetapan rapat umum pemegang saham, peraturan pemerintah dan peraturan lainnya yang berkaitan. Supaya pengertian auditor dapat menjadi lebih jelas maka sebelum membicarakan lebih lanjut tentang pengertian Internal Auditor terlebih dahulu penulis menguraikan pengertian Internal Control (pengawasan intern), Pengawasan intern mempunyai peranan yang sangat penting bagi suatu organisasi perusahaan. Pengawasan intern merupakan alat yang baik untuk membantu manajemen dalam menilai operasiperusahaan guna dapat mencapai tujuan usaha. AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) memberikan pengertian Internal Control sebagai berikut :
Internal control comprises the plan of organization and all of the coordinated methods and measures adopted within a business to safeguad its cassets, chek the accuracy and realibility of its accounting data,promate operational efficieny, and encourage adhrence to prescribed manegerial policies. Atau jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia akan tampak sebagai berikut :
Pengawasan Intern meliputi susunan organisasi dan semua metode serta ketentuan yang terkoordinir dan dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta benda miliknya, memeriksan kecermatan dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan perusahaan yang telah digariskan.
Sesuai dengan defenisi diatas, maka dalam arti sistem pengawasan intern mecakup pengawasan yang dapat dibedakan atas pengawasan yang bersifat akuntansi dan administratif.
a. Pengawasan akuntansi meliputi rencana organisasi dan semua cara dari prosedur yang terutama menyangkut dan berhubugan langsung dengan pengamanan harta benda dan dapat dipercayainya catatan keuangan (pembukuan). Pada umumnya pengawasan akuntansi meliputi sistem pemberian wewenang (otorisasi) dan sistem persetujuan pemisahaan antara tugas operasional, tugas penyimpanan harta kekayaan dan tugas pembukuan, pengawasan fisik dan pemeriksaan intern (internal audit).
b. Pengawasan administratif meliputi rencana organisasi dan semua cara dan prosedur yang terutama menyangkut efisiensi usaha dan ketaatan terahadap kebijaksanaan pimpinan perusahaan yang pada umumnya tidak lansung berhubungan dengan pembukuan (akuntansi). Dalam pengawasan administratif termasuk analisa statistik, time and motion study, laporan kegiatan, program latihan pegawai dan pengawasan mutu.
Dari defenisi diatas mengenai pengertian sistem pengawasan intern maka jelas betapa pentingnya peranan sistem itu dalam rangka tercapainya tujuan usaha secara efektif dan efisien. Dengan perkataan lain pengertian tersebut mengandung arti bahwa tujuan pengawasan intern menjamin pemakaian kekayaan pemakaian kekayaan perusahaan yang telah ditetapkan. Sistem internal control yang baik tidak dapat menjamin tidak adanya penyimpangan kecurangan dan pemborosan dalam suatu perusahaan, apabila orang orang yang melaksanakan kegiatan tersebut tidak selalu bertindak sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan Usaha untuk melaksanakan sistem intern control yang baik adalah dilaksanakan sistem internal control yang baik adalah dilaksanakannya pemeriksaan yang teratur oleh pimpinan perusahaan dengan membuatu suatu departemen / bagian yang disebut departemen Internal Auditing. Semakin berkembanya satuan-satuan usaha ekonomis, baik ditinjau dari unit unit operasi maupun struktur organisasi menurut suatu sistem manajemen yang lebih baik, dengan mempekerjakan pekerja atau karyawan yang sesuai dengan keahliannya pada berbagai bidang tingkat unit operasi dan tempat yang berbeda pula. Dengan bertambah kompleksnya tugas-tugas manajemen, maka mereka tidak mampu melakukan pengawasan dan koordinasi yang efektif untuk seluruh perusahaan. Oleh karena itu manajemen perlu dibantu oleh suatu unit yang khusus mengenai dan menelaah prosedur-prosedur dan operasi perusahaan.Dengan adanya departemen Internal Audit, diharapkan akan dapat membantu anggota manajemen dalam berbagai hal, seperti menelaah prosedur operasi dari berbagai unit dan melaporkan hal-hal yang menyangkut tingkat kepatuhan terhadap kebijasanaan pimpinan perusahaan, efisiensi, unit usaha atau efektifitas sistem pengawasan intern. Hal inilah yang melatar belakangi timbulnya spesialisasi bidang
pemeriksaan intern, yang menuntut tidak hanya keahlian dalam bidang akuntansi.
Fungsi dan Tuiuan Internal Auditing.
Seperti telah dikemukakan bahwa Internal Auditing merupakan salah satu unsur daripada pengawasan yang dibina oleh manejemen, dengan fungsi utama adalah untuk menilai apakah pengawasan intern telah berjalan sebagaimana yang diharapkan.Adapun fungsi Internal Auditing secara menyeluruh mengenai pelaksanaan kerja Intern telah berjalan sebagaimana yang diharapkan.Adapun fungsi Internal Auditing secara menyeluruh mengenai pelaksanaan kerja Internal Auditing dalam mencapai tujuannya adalah:
1. Membahas dan menilai kebaikan dan ketepatan pelaksanaan pengendalian akuntansi, keuangan serta operasi.
2.Meyakinkan apakah pelaksanaan sesuai dengan kebijaksanaan, rencana dan prosedur yang ditetapkan.
3. Menyakinkan apakah kekayaan perusahaan/organisasi dipertanggungjawabkan dengan baik dan dijaga dengan aman terhadap segala kemungkinan resiko kerugian.
4. Menyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi dan cara lainnya yang dikembangkan dalam organisasi.
5. Menilai kwalitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang telah dibebankan.
Dari penjelasan diatas, bahwasanya tujuan dan luas pemeriksaan intern tersebut dalam membantu semua anggota manajemen dalam pelaksanaan tugasnya secara efektif dengan menyediakan data yang objektif mengenai hasil analisa, penilaian, rekomendasi, dan komentar atas aktivitas yang diperiksanya. Sebab itu internal auditing haruslah memperhatikan semua tahap-tahap dari kegiatan perusahaan dimana dia dapat memberikan jasa-jasanya dalam rangka usaha pencapaian tujauan perusahaan.Adapun tujuan Internal Auditing yang dikemukanan oleh ahli yang lain adalah:
1. Membantu manajemen untuk mendapatkan administrasi perusahaan yang paling efisien dengan memuat kebijaksanaan operasi kerja perusahaan.
2. Menentukan kebenaran dari data keuangan yang dibuat dan kefektifan dari prosedur intern.
3. Memberikan dan memperbaiki kerja yang tidak efisien.
4. Membuat rekomendasi perubahan yang diperlukan dalam beberapa fase kerja.
5. Menentukan sejauh mana perlindungan pencatatan dan pengamanan harta kekayaan perusahaan terhadap penyelewengan.
6. Menetukan tingkat koordinasi dan kerja sama dari kebijaksanaan manajemen.
Posisi Internal Auditor Dalam Struktur Organisasi.
Secara garis besar ada tiga alternatif posisi atau kedudukan dari Internal Auditor dalam struktur organisasi perusahaan yaitu:
1. Berada dibawah Dewan Komisaris.
Dalam hal ini star internal auditing bertanggung jawab pada Dewan Komisaris. lni disebabkan karena bentuk perusahaan membutuhkan pertanggung jawaban yang lebih besar, termasuk direktur utama dapat diteliti oleh internal auditor. Dalam cara ini, bagain pemeriksa intern sebenarnya merupakan alat pengendali terhadap performance manajemen yang dimonitor oleh komisiaris
2. Berada dibawah Direktur Utama.
Menurut sistem ini star internal auditor bertanggung jawab pada direktur utama. Sistem ini biasanya jarang dipakai mengingat direktur utama terlalu sibuk dengan tugas-tugas yang berat. Jadi kemungkinan tidak sempat untuk mempelajari
laporan yang dibuat internal auditor.
3. Berada dibawah Kepala Bagian Keuangan.
Menurut sistem ini kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi perusahaan berada dibawah koordinasi kepala bagian keuangan. Bagian Internal auditor bertanggung jawab sepenuhnya kepada kepala keuangan atau ada yang menyebutnya sebagai Controller. Tapi perlu juga diketahui bahwa biasanya kepala bagian keuangan tersebut bertanggung jawab juga pada persoalan keuangan dan akuntansi.
Laporan Internal Auditor.
Laporan internal auditor merupakan sarana pertanggung jawaban internal auditor atas penugasan pemeriksaan oleh pimpinan. Melalui laporan ini internal auditor akan mengungkapkan dan menguraikan kelemahan yang terjadi dan keberhasilan yang dapat dicapai.
1. Pemeriksaan.
Sebelum membuat laporan, internal auditor terlebih dahulu mengadakan pemeriksaan terhadap bagian yang diperiksa. Dalam melaksanakan internal auditor terlebih dahulu menyusun rencana kerja periksaan yang disetujui pimpinan perusahaan.
Berdasarkan rencana kerja pemeriksaan yang telah disusun dan disetujui Direksi atau berdasarkan informasi yang diperoleh baik yang dari dalam maupun dari luar tentang adanya suatu penyelewengan yang akan merugikan kepentingan perusahaan, maka star internal auditing (auditor) akan mengadakan usulan pemeriksaan kepada manajemen. Dalam usulan pemeriksaan, star internal auditing hendaknya memberikan pertimbangan-pertimbangan yang beralasan, yang menjadi dasar usulan pemeriksaan yang dilakukan. Disamping itu setiap usulan pemeriksaan harus dapat menggambarkan kepada manajemen jumlah waktu dan biaya yang dibutuhkan dan susunan auditor yang akan melaksanakan tugas tersebut. Sebagai dasar untuk melakukan suatu pemeriksaan, star internal auditor harus memperoleh sural penugasan yang dibuat oleh Direksi atau yang ditunjuk untuk itu. Surat penugasan ini merupakan suatu bentuk bukti persetujuan Direksi untuk melaksanakannya tugas pemeriksaan dan bahwa program pemeriksaannya telah dapat dilaksanakannya. Agar pelaksanaan dilapangan dapat berjalan dengan lancar perlu persiapan, sebagai berikut:
a. Pengumpuian data/informasi yang menjadi dasar usulan pemeriksaan.
b. Kertas-kertas keIja pemeriksaan (working paper), kertas kerja ini merupakan alat yang dapat dipergunakan oleh staf-stafinternal auditing untuk menghimpun data.
c. Auditing program setiap rencana pemeriksaan perlu disusun terlebih dahulu program pemeriksaan yang menggambarkan langkah-langkah apa yang harus dilakukan oleh star internal auditing tersebut.
d. Peralatan lain-lain yang dapat membantu memperlancar jalannya pemeriksaan hendaknya dipersiapkan dengan baik.
Laporan.
Setelah melakukan pemeriksaan, internal auditor menyusun laporan kepada pihak manajemen. Adapun bentuk penyajian laporan dapat berupa:
a. Tertulis (Written).
1. Tabulasi
a. Laporan akuntansi formal
b. Statistik
2. Uraian atau paparan singkat
3. Grafik
4. Suatu kombinasi dari berbagai bentuk diatas.
b. Lisan
1. Presentasei formal group, ini dapat meliputi penggunaan berbagai alat visual.
2. Konferensi individual.
Dalam laopran tertulis, data disampaikan secara lengkap dan menyeluruh (konprehensif). Sementara lisan dapat berupa pemaparan atas hal-hal yang dianggap perlu ditonjolkan dan cenderung informasi yang disampaikan tidak menyeluruh.
Agar laporan internal auditor informatif, maka sebaiknya laporan tersebut memenuhi beberapa unsur yang menjadi dasar bagi penyusunan laporan. Menurut "Norma Pemeriksaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara" pada point norma pelopor yang disusun oleh Bapeka khususnya pada norma pelopor, point tiga, disebutkan:
Tiap laporan harus :
a. Menerangkan dengan jelas ruang lingkup dan tujuan pemeriksaan.
b. Dibuat seringkas mungkin, akan tetapi harus jelas dan cukup lengkap,
agar dapat dimengerti oleh pihak yang menggunakannya.
c. Manyajikan fakta-fakta dengan teliti, lengkap dan layak, apabila terdapat suatu penyimpangan atau kesalahan, sedapat mungkin dijelaskan sebab dan akibatnya.
d. Menyajikan pendapat dan kesimpulan pemeriksa secara objektif dan dalam bahasa yang jelas dan sederhana.
e. Semata-mata membuat informasi yang didasarkan pada fakta pendapat dan kesimpulan yang di dalam kertas kerja didukung oleh bukti yang memadai.
f. Sedapat mungkin membuat rekomendasi pemeriksa sebagai dasar untuk pengambilan tindakan untuk mengusahakan kebaikan.
g. Lebih mengutamakan usaha-usaha perbaikan daripada kecaman.
Selain sebagai pedoman yang diungkapkan sebelumnya, khusus dalam penyajian dalam laporan tertulis, internal auditor perlu memperhatikan beberapa prinsip penyajia. Prinsip penyajian tersebut lebih dikenal dengan prinsip 10 (sepuluh)C. Hal ini perlu diperhatikan dengan maksud agar laporan mudah dimengerti dan informasi yang terkandung didalamnya mudah diserap.
Prinsip-prinsip tersebut adalah:
a. Correct, penyajian harus tepat dan benar.
b. Complete, disajikan secara lengkap.
c. Concise, penyajian sesingkat mungkin.
d. Clear, informasi yang disampaikan harus jelas.
e. Comprehensive, laporan harus bersifat menyeluruh.
f. Comperative, sedapat mungkin laporan harus diperbandingkan.
g. Conciderate, informasi yang disajikan harus relevan.
h. Celerity, laporan harus selesai pada waktunya.
i. Candid, laporan harus objektif.
j. Coordinate, laporan harus dapat dikoordinasikan dengan laporan-laporan lainnya.
Sumber:
Commaite on Auditing procedures, Statement on Auditing statement Net, AICPA,New York, 1973.
- D. Hartanto, Akuntansi Untuk Usahawan, Lembaga Penerbit FE-VI, Jakarta, 1979.
- Ngurah, Arya, Internal Auditing, Buku Satu, Penerbit Ananda, Yogyakarta, 1982.
Dalam suatu rapat evaluasi program kerja perusahaan semua unit yang ada pada perusahaan mengunggulkan unitnya masing-masing dengan mengatakan “unit kamilah yang terpenting bagi perusahaan karena tanpa kami bla…bla…”, tiba giliran internal audit ketika mengatakan kamilah yang lebih penting dalam perusahaan, bila unit internal audit tidak ada maka ….. nggak apa-apa dan perusahaan akan lebih effisien (serentak semua unit menyela omongan sang auditor).
Sangat ironis memang bila hal itu terjadi pada Anda (internal auditor), namun hal itu bisa saja terjadi bila keberadaan internal audit karena hanya untuk memenuhi ketentuan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 12 tahun 1998 bagi BUMN yang berbentuk Perseroan Terbatas, PP No. 13 tahun 1998 bagi BUMN yang berbentuk Perusahaan Umum dan Anggaran Dasar organisasi bagi BUMS.
Peranan Internal Auditor bagi Perusahaan
Juni 1999, The Institute of Internal Auditors memberikan defenisi Internal Audit sebagai berikut :
Internal Auditing is an independent, objective assurance and consulting activity dessigned to add value and improve an organization’s operations. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate the effectiveness of risk management, control, and governance processes.
Arah internal auditor bukan lagi sebagai watchdog tetapi sebagai konsultan yang dapat memberikan nilai tambah (add value) bagi operasional perusahaan. Dengan demikian peranan internal auditor sangat diperlukan guna mencapai tujuan perusahaan. Ibarat pertandingan sepakbola, internal auditor bukan lagi sebagai wasit atau penjaga garis yang mengawasi jalannya pertandingan (orang yang meniup pluit dan mencari-cari kesalahan), akan tetapi sebagai anggota kesebelasan yang membantu pencapaian tujuan perusahaan.
Dukungan Manajemen
Penjabaran peran Internal Auditor diatas tidak akan maksimal apabila tidak mendapat dukungan dari manajemen (Direktur Utama). Model dukungan manajemen secara sederhana (umumnya) sebagai berikut :
Secara fungsional, internal auditor melapor kepada direktur utama dan secara administratif kepada dewan komisaris.
Pada umumnya, aktifitas audit berkaitan dengan masalah pengendalian akuntansi (internal accounting control).
Pembuatan program dan pembentukan staf internal audit secara dekat oleh direktur utama.
Internal Auditor memiliki tingkat kebebasan yang tinggi.
Laporan audit ditinjau secara terperinci oleh dewan komisaris dan direktur utama.
Dalam model ini, manajemen (direktur utama) merupakan pendukung fungsi audit yang sangat aktif. Kebebasan internal auditor dari manajemen mungkin saja diragukan, namun untuk tingkat di bawah direktur utama, internal auditor memiliki tingkat kebebasan sangat tinggi, atau bahkan sepenuhnya.
Model diatas tidak menunjukkan realitas dalam perusahaan yang lebih besar dimana dukungan manajemen terhadap internal auditor bersifat kompleks dan dinamis, sejalan dengan lingkup pekerjaan internal auditor yang semakin luas.
Ciri utama perusahaan besar adalah luasnya tingkat tanggung jawab penting yang didelegasikan sehingga banyak keputusan penting yang dibuat dibawah tingkatan manajemen senior (direktur utama). Bila perlu direktur utama hanya melakukan peninjauan terhadap keputusan yang telah dibuat dan biasanya peninjauan tersebut bersifat pengesahan.
Realitas yang penuh kewenangan yang didelegasikan inilah yang harus dipahami oleh internal auditor sehingga ia tidak hanya tergantung pada direktur utama dan atau dewan komisaris; ia pun harus dapat berhubungan secara efektif dengan pihak yang menerima pendelegasian kewenangan tersebut.
Dukungan Komite Audit
Berdasarkan international best practices Komite Audit mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam bidang-bidang: pelaporan keuangan (financial reporting), Corporate Governance, dan pengawasan perusahaan (corporate control). Komite audit dan internal auditor pada prinsipnya memiliki tujuan yang sama, sehingga kerjasama yang baik diantara keduanya akan dapat membantu fungsi pengawasan terhadap governance perusahaan. Hal ini tentu saja dilakukan dengan tetap memelihara tanggung jawab profesional serta independensinya masing-masing dalam melakukan penilaian terhadap kinerja manajemen.
Dukungan komite audit terhadap internal auditor berkaitan dengan hubungan pelaporan terhadap kasus-kasus penyimpangan atau penyelewengan yang dilakukan oleh manajemen pada tingkat senior (direktur utama).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa peran internal auditor tergantung pada diri internal auditor tersebut dalam meningkatkan profesionalismenya guna memberikan nilai tambah bagi pencapaian tujuan perusahaan dengan dukungan yang penuh dari manajemen dan komite audit. Bagaimana dengan Anda (Internal Auditor)? (alison)
SUMBER:http://www.reindo.co.id
AUDITOR INTERNAL
Profesi auditor sebagai lokomotif dalam menggerakkan good corporate governance dan penjaga gawang dalam mencegah tindak kecurangan, memiliki andil yang besar dalam menciptakan tatanan ekonomi yang sehat dan akuntabel. Beberapa tahun terakhir, terjadi perubahan yang signifikan terhadap profesi auditor. Perubahan tersebut dipengaruhi regulasi dari luar maupun dalam negeri dimana secara langsung maupun tidak langsung, menuntut persyaratan yang lebih tinggi terhadap sistem kerja auditor.Definisi internal audit menurut the Institute of Internal Auditors (1991) adalah:Internal audit is an independent, objective assurance and consulting activity that adds value to and improves organization’s operation. It helps an organization accomplish its objective by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and governance process. Internal auditing merupakan suatu penilaian, yang dilakukan oleh pegawai perusahaan yang terlatih mengenai ketelitian, dapat dipercayainya, efisiensi, dan kegunaan catatan-catatan akuntansi perusahaan, serta pengendalian intern yang terdapat dalam perusahaan. Tujuannya untuk membantu manajemen melaksanakan tanggung jawab dengan memberi analisa, penilaian, saran, dan komentar mengenai kegiatan yang di audit
Menurut Hery (2005) internal audit berkembang sebagai salah satu cara perusahaan untuk mengatasi tingginya resiko akibat semakin pesatnya persaingan dan economic turbulence yang sulit diprediksi. Hiro (2002) dalam Hery (2005) mengatakan jasa audit internal yang berkualitas akan berpengaruh secara nyata terhadap kinerja perusahaan. Diaz (2002) dalam Hery (2005) melakukan penelitian mengenai peran akuntan perusahaan terhadap good corporate governance, menyimpulkan bahwa auditor internal sangat berperan dalam membantu manajemen dalam pemantauan penggunaan asset perusahaan, serta mengurangi kecurangan.
Dengan demikian pemeriksa Intern (Internal Auditor) harus memahami sifat dan luasnya pelaksanaan kegiatan pada setiap jajaran organisasi, dan juga diarahkan untuk menilai operasi sebagai tujuan utama. Hal ini berarti titik berat pemeriksaan yang diutamakan adalah pemeriksaan manajemen. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan memahami kebijaksanaan manajemen (direksi), ketetapan rapat umum pemegang saham, peraturan pemerintah dan peraturan lainnya yang berkaitan. Supaya pengertian auditor dapat menjadi lebih jelas maka sebelum membicarakan lebih lanjut tentang pengertian Internal Auditor terlebih dahulu penulis menguraikan pengertian Internal Control (pengawasan intern), Pengawasan intern mempunyai peranan yang sangat penting bagi suatu organisasi perusahaan. Pengawasan intern merupakan alat yang baik untuk membantu manajemen dalam menilai operasiperusahaan guna dapat mencapai tujuan usaha. AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) memberikan pengertian Internal Control sebagai berikut :
Internal control comprises the plan of organization and all of the coordinated methods and measures adopted within a business to safeguad its cassets, chek the accuracy and realibility of its accounting data,promate operational efficieny, and encourage adhrence to prescribed manegerial policies. Atau jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia akan tampak sebagai berikut :
Pengawasan Intern meliputi susunan organisasi dan semua metode serta ketentuan yang terkoordinir dan dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta benda miliknya, memeriksan kecermatan dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan perusahaan yang telah digariskan.
Sesuai dengan defenisi diatas, maka dalam arti sistem pengawasan intern mecakup pengawasan yang dapat dibedakan atas pengawasan yang bersifat akuntansi dan administratif.
a. Pengawasan akuntansi meliputi rencana organisasi dan semua cara dari prosedur yang terutama menyangkut dan berhubugan langsung dengan pengamanan harta benda dan dapat dipercayainya catatan keuangan (pembukuan). Pada umumnya pengawasan akuntansi meliputi sistem pemberian wewenang (otorisasi) dan sistem persetujuan pemisahaan antara tugas operasional, tugas penyimpanan harta kekayaan dan tugas pembukuan, pengawasan fisik dan pemeriksaan intern (internal audit).
b. Pengawasan administratif meliputi rencana organisasi dan semua cara dan prosedur yang terutama menyangkut efisiensi usaha dan ketaatan terahadap kebijaksanaan pimpinan perusahaan yang pada umumnya tidak lansung berhubungan dengan pembukuan (akuntansi). Dalam pengawasan administratif termasuk analisa statistik, time and motion study, laporan kegiatan, program latihan pegawai dan pengawasan mutu.
Dari defenisi diatas mengenai pengertian sistem pengawasan intern maka jelas betapa pentingnya peranan sistem itu dalam rangka tercapainya tujuan usaha secara efektif dan efisien. Dengan perkataan lain pengertian tersebut mengandung arti bahwa tujuan pengawasan intern menjamin pemakaian kekayaan pemakaian kekayaan perusahaan yang telah ditetapkan. Sistem internal control yang baik tidak dapat menjamin tidak adanya penyimpangan kecurangan dan pemborosan dalam suatu perusahaan, apabila orang orang yang melaksanakan kegiatan tersebut tidak selalu bertindak sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan Usaha untuk melaksanakan sistem intern control yang baik adalah dilaksanakan sistem internal control yang baik adalah dilaksanakannya pemeriksaan yang teratur oleh pimpinan perusahaan dengan membuatu suatu departemen / bagian yang disebut departemen Internal Auditing. Semakin berkembanya satuan-satuan usaha ekonomis, baik ditinjau dari unit unit operasi maupun struktur organisasi menurut suatu sistem manajemen yang lebih baik, dengan mempekerjakan pekerja atau karyawan yang sesuai dengan keahliannya pada berbagai bidang tingkat unit operasi dan tempat yang berbeda pula. Dengan bertambah kompleksnya tugas-tugas manajemen, maka mereka tidak mampu melakukan pengawasan dan koordinasi yang efektif untuk seluruh perusahaan. Oleh karena itu manajemen perlu dibantu oleh suatu unit yang khusus mengenai dan menelaah prosedur-prosedur dan operasi perusahaan.Dengan adanya departemen Internal Audit, diharapkan akan dapat membantu anggota manajemen dalam berbagai hal, seperti menelaah prosedur operasi dari berbagai unit dan melaporkan hal-hal yang menyangkut tingkat kepatuhan terhadap kebijasanaan pimpinan perusahaan, efisiensi, unit usaha atau efektifitas sistem pengawasan intern. Hal inilah yang melatar belakangi timbulnya spesialisasi bidang
pemeriksaan intern, yang menuntut tidak hanya keahlian dalam bidang akuntansi.
Fungsi dan Tuiuan Internal Auditing.
Seperti telah dikemukakan bahwa Internal Auditing merupakan salah satu unsur daripada pengawasan yang dibina oleh manejemen, dengan fungsi utama adalah untuk menilai apakah pengawasan intern telah berjalan sebagaimana yang diharapkan.Adapun fungsi Internal Auditing secara menyeluruh mengenai pelaksanaan kerja Intern telah berjalan sebagaimana yang diharapkan.Adapun fungsi Internal Auditing secara menyeluruh mengenai pelaksanaan kerja Internal Auditing dalam mencapai tujuannya adalah:
1. Membahas dan menilai kebaikan dan ketepatan pelaksanaan pengendalian akuntansi, keuangan serta operasi.
2.Meyakinkan apakah pelaksanaan sesuai dengan kebijaksanaan, rencana dan prosedur yang ditetapkan.
3. Menyakinkan apakah kekayaan perusahaan/organisasi dipertanggungjawabkan dengan baik dan dijaga dengan aman terhadap segala kemungkinan resiko kerugian.
4. Menyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi dan cara lainnya yang dikembangkan dalam organisasi.
5. Menilai kwalitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang telah dibebankan.
Dari penjelasan diatas, bahwasanya tujuan dan luas pemeriksaan intern tersebut dalam membantu semua anggota manajemen dalam pelaksanaan tugasnya secara efektif dengan menyediakan data yang objektif mengenai hasil analisa, penilaian, rekomendasi, dan komentar atas aktivitas yang diperiksanya. Sebab itu internal auditing haruslah memperhatikan semua tahap-tahap dari kegiatan perusahaan dimana dia dapat memberikan jasa-jasanya dalam rangka usaha pencapaian tujauan perusahaan.Adapun tujuan Internal Auditing yang dikemukanan oleh ahli yang lain adalah:
1. Membantu manajemen untuk mendapatkan administrasi perusahaan yang paling efisien dengan memuat kebijaksanaan operasi kerja perusahaan.
2. Menentukan kebenaran dari data keuangan yang dibuat dan kefektifan dari prosedur intern.
3. Memberikan dan memperbaiki kerja yang tidak efisien.
4. Membuat rekomendasi perubahan yang diperlukan dalam beberapa fase kerja.
5. Menentukan sejauh mana perlindungan pencatatan dan pengamanan harta kekayaan perusahaan terhadap penyelewengan.
6. Menetukan tingkat koordinasi dan kerja sama dari kebijaksanaan manajemen.
Posisi Internal Auditor Dalam Struktur Organisasi.
Secara garis besar ada tiga alternatif posisi atau kedudukan dari Internal Auditor dalam struktur organisasi perusahaan yaitu:
1. Berada dibawah Dewan Komisaris.
Dalam hal ini star internal auditing bertanggung jawab pada Dewan Komisaris. lni disebabkan karena bentuk perusahaan membutuhkan pertanggung jawaban yang lebih besar, termasuk direktur utama dapat diteliti oleh internal auditor. Dalam cara ini, bagain pemeriksa intern sebenarnya merupakan alat pengendali terhadap performance manajemen yang dimonitor oleh komisiaris
2. Berada dibawah Direktur Utama.
Menurut sistem ini star internal auditor bertanggung jawab pada direktur utama. Sistem ini biasanya jarang dipakai mengingat direktur utama terlalu sibuk dengan tugas-tugas yang berat. Jadi kemungkinan tidak sempat untuk mempelajari
laporan yang dibuat internal auditor.
3. Berada dibawah Kepala Bagian Keuangan.
Menurut sistem ini kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi perusahaan berada dibawah koordinasi kepala bagian keuangan. Bagian Internal auditor bertanggung jawab sepenuhnya kepada kepala keuangan atau ada yang menyebutnya sebagai Controller. Tapi perlu juga diketahui bahwa biasanya kepala bagian keuangan tersebut bertanggung jawab juga pada persoalan keuangan dan akuntansi.
Laporan Internal Auditor.
Laporan internal auditor merupakan sarana pertanggung jawaban internal auditor atas penugasan pemeriksaan oleh pimpinan. Melalui laporan ini internal auditor akan mengungkapkan dan menguraikan kelemahan yang terjadi dan keberhasilan yang dapat dicapai.
1. Pemeriksaan.
Sebelum membuat laporan, internal auditor terlebih dahulu mengadakan pemeriksaan terhadap bagian yang diperiksa. Dalam melaksanakan internal auditor terlebih dahulu menyusun rencana kerja periksaan yang disetujui pimpinan perusahaan.
Berdasarkan rencana kerja pemeriksaan yang telah disusun dan disetujui Direksi atau berdasarkan informasi yang diperoleh baik yang dari dalam maupun dari luar tentang adanya suatu penyelewengan yang akan merugikan kepentingan perusahaan, maka star internal auditing (auditor) akan mengadakan usulan pemeriksaan kepada manajemen. Dalam usulan pemeriksaan, star internal auditing hendaknya memberikan pertimbangan-pertimbangan yang beralasan, yang menjadi dasar usulan pemeriksaan yang dilakukan. Disamping itu setiap usulan pemeriksaan harus dapat menggambarkan kepada manajemen jumlah waktu dan biaya yang dibutuhkan dan susunan auditor yang akan melaksanakan tugas tersebut. Sebagai dasar untuk melakukan suatu pemeriksaan, star internal auditor harus memperoleh sural penugasan yang dibuat oleh Direksi atau yang ditunjuk untuk itu. Surat penugasan ini merupakan suatu bentuk bukti persetujuan Direksi untuk melaksanakannya tugas pemeriksaan dan bahwa program pemeriksaannya telah dapat dilaksanakannya. Agar pelaksanaan dilapangan dapat berjalan dengan lancar perlu persiapan, sebagai berikut:
a. Pengumpuian data/informasi yang menjadi dasar usulan pemeriksaan.
b. Kertas-kertas keIja pemeriksaan (working paper), kertas kerja ini merupakan alat yang dapat dipergunakan oleh staf-stafinternal auditing untuk menghimpun data.
c. Auditing program setiap rencana pemeriksaan perlu disusun terlebih dahulu program pemeriksaan yang menggambarkan langkah-langkah apa yang harus dilakukan oleh star internal auditing tersebut.
d. Peralatan lain-lain yang dapat membantu memperlancar jalannya pemeriksaan hendaknya dipersiapkan dengan baik.
Laporan.
Setelah melakukan pemeriksaan, internal auditor menyusun laporan kepada pihak manajemen. Adapun bentuk penyajian laporan dapat berupa:
a. Tertulis (Written).
1. Tabulasi
a. Laporan akuntansi formal
b. Statistik
2. Uraian atau paparan singkat
3. Grafik
4. Suatu kombinasi dari berbagai bentuk diatas.
b. Lisan
1. Presentasei formal group, ini dapat meliputi penggunaan berbagai alat visual.
2. Konferensi individual.
Dalam laopran tertulis, data disampaikan secara lengkap dan menyeluruh (konprehensif). Sementara lisan dapat berupa pemaparan atas hal-hal yang dianggap perlu ditonjolkan dan cenderung informasi yang disampaikan tidak menyeluruh.
Agar laporan internal auditor informatif, maka sebaiknya laporan tersebut memenuhi beberapa unsur yang menjadi dasar bagi penyusunan laporan. Menurut "Norma Pemeriksaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara" pada point norma pelopor yang disusun oleh Bapeka khususnya pada norma pelopor, point tiga, disebutkan:
Tiap laporan harus :
a. Menerangkan dengan jelas ruang lingkup dan tujuan pemeriksaan.
b. Dibuat seringkas mungkin, akan tetapi harus jelas dan cukup lengkap,
agar dapat dimengerti oleh pihak yang menggunakannya.
c. Manyajikan fakta-fakta dengan teliti, lengkap dan layak, apabila terdapat suatu penyimpangan atau kesalahan, sedapat mungkin dijelaskan sebab dan akibatnya.
d. Menyajikan pendapat dan kesimpulan pemeriksa secara objektif dan dalam bahasa yang jelas dan sederhana.
e. Semata-mata membuat informasi yang didasarkan pada fakta pendapat dan kesimpulan yang di dalam kertas kerja didukung oleh bukti yang memadai.
f. Sedapat mungkin membuat rekomendasi pemeriksa sebagai dasar untuk pengambilan tindakan untuk mengusahakan kebaikan.
g. Lebih mengutamakan usaha-usaha perbaikan daripada kecaman.
Selain sebagai pedoman yang diungkapkan sebelumnya, khusus dalam penyajian dalam laporan tertulis, internal auditor perlu memperhatikan beberapa prinsip penyajia. Prinsip penyajian tersebut lebih dikenal dengan prinsip 10 (sepuluh)C. Hal ini perlu diperhatikan dengan maksud agar laporan mudah dimengerti dan informasi yang terkandung didalamnya mudah diserap.
Prinsip-prinsip tersebut adalah:
a. Correct, penyajian harus tepat dan benar.
b. Complete, disajikan secara lengkap.
c. Concise, penyajian sesingkat mungkin.
d. Clear, informasi yang disampaikan harus jelas.
e. Comprehensive, laporan harus bersifat menyeluruh.
f. Comperative, sedapat mungkin laporan harus diperbandingkan.
g. Conciderate, informasi yang disajikan harus relevan.
h. Celerity, laporan harus selesai pada waktunya.
i. Candid, laporan harus objektif.
j. Coordinate, laporan harus dapat dikoordinasikan dengan laporan-laporan lainnya.
Sumber:
Commaite on Auditing procedures, Statement on Auditing statement Net, AICPA,New York, 1973.
- D. Hartanto, Akuntansi Untuk Usahawan, Lembaga Penerbit FE-VI, Jakarta, 1979.
- Ngurah, Arya, Internal Auditing, Buku Satu, Penerbit Ananda, Yogyakarta, 1982.
Jumat, 01 Oktober 2010
Tentang Akuntan Publik
Akuntan publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri keuangan untuk memberikan jasa akuntan publik (lihat di bawah) di Indonesia. Ketentuan mengenai akuntan publik di Indonesia diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Setiap akuntan publik wajib menjadi anggota Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), asosiasi profesi yang diakui oleh Pemerintah.
Perizinan
Izin akuntan publik dikeluarkan oleh Menteri Keuangan. Akuntan yang mengajukan permohonan untuk menjadi akuntan publik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
* Memiliki nomor Register Negara untuk Akuntan.
* Memiliki Sertifikat Tanda Lulus USAP yang diselenggarakan oleh IAPI.
* Apabila tanggal kelulusan USAP telah melewati masa 2 tahun, maka wajib menyerahkan bukti telah mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) paling sedikit 60 Satuan Kredit PPL (SKP) dalam 2 tahun terakhir.
* Berpengalaman praktik di bidang audit umum atas laporan keuangan paling sedikit 1000 jam dalam 5 tahun terakhir dan paling sedikit 500 (lima ratus) jam diantaranya memimpin dan/atau mensupervisi perikatan audit umum, yang disahkan oleh Pemimpin/Pemimpin Rekan KAP.
* Berdomisili di wilayah Republik Indonesia yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau bukti lainnya.
* Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
* Tidak pernah dikenakan sanksi pencabutan izin akuntan publik.
* Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin Akuntan Publik, membuat surat pernyataan tidak merangkap jabatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, dan membuat surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan bahwa data persyaratan yang disampaikan adalah benar.
Ujian Sertifikasi Akuntan Publik
Untuk dapat menjalankan profesinya sebagai akuntan publik di Indonesia, seorang akuntan harus lulus dalam ujian profesi yang dinamakan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) dan kepada lulusannya berhak memperoleh sebutan "CPA Indonesia" (sebelum tahun 2007 disebut "Bersertifikat Akuntan Publik" atau BAP). Sertifikat akan dikeluarkan oleh IAPI. Sertifikat akuntan publik tersebut merupakan salah satu persyaratan utama untuk mendapatkan izin praktik sebagai akuntan publik dari Departemen Keuangan.
Akuntan publik dalam memberikan jasanya wajib mempunyai kantor akuntan publik (KAP) paling lama 6 bulan sejak izin akuntan publik diterbitkan. Akuntan publik yang tidak mempunyai KAP dalam waktu lebih dari 6 bulan akan dicabut izin akuntan publiknya.
Bidang jasa akuntan publik meliputi:
* Jasa atestasi, termasuk di dalamnya adalah audit umum atas laporan keuangan, pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan proforma, review atas laporan keuangan, dan jasa audit serta atestasi lainnya.
* Jasa non-atestasi, yang mencakup jasa yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan, manajemen, kompilasi, perpajakan, dan konsultasi.
Dalam hal pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan, seorang akuntan publik hanya dapat melakukan paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.
SUMBER:http://id.wikipedia.org/wiki/Akuntan_publik
Perizinan
Izin akuntan publik dikeluarkan oleh Menteri Keuangan. Akuntan yang mengajukan permohonan untuk menjadi akuntan publik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
* Memiliki nomor Register Negara untuk Akuntan.
* Memiliki Sertifikat Tanda Lulus USAP yang diselenggarakan oleh IAPI.
* Apabila tanggal kelulusan USAP telah melewati masa 2 tahun, maka wajib menyerahkan bukti telah mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) paling sedikit 60 Satuan Kredit PPL (SKP) dalam 2 tahun terakhir.
* Berpengalaman praktik di bidang audit umum atas laporan keuangan paling sedikit 1000 jam dalam 5 tahun terakhir dan paling sedikit 500 (lima ratus) jam diantaranya memimpin dan/atau mensupervisi perikatan audit umum, yang disahkan oleh Pemimpin/Pemimpin Rekan KAP.
* Berdomisili di wilayah Republik Indonesia yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau bukti lainnya.
* Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
* Tidak pernah dikenakan sanksi pencabutan izin akuntan publik.
* Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin Akuntan Publik, membuat surat pernyataan tidak merangkap jabatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, dan membuat surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan bahwa data persyaratan yang disampaikan adalah benar.
Ujian Sertifikasi Akuntan Publik
Untuk dapat menjalankan profesinya sebagai akuntan publik di Indonesia, seorang akuntan harus lulus dalam ujian profesi yang dinamakan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) dan kepada lulusannya berhak memperoleh sebutan "CPA Indonesia" (sebelum tahun 2007 disebut "Bersertifikat Akuntan Publik" atau BAP). Sertifikat akan dikeluarkan oleh IAPI. Sertifikat akuntan publik tersebut merupakan salah satu persyaratan utama untuk mendapatkan izin praktik sebagai akuntan publik dari Departemen Keuangan.
Akuntan publik dalam memberikan jasanya wajib mempunyai kantor akuntan publik (KAP) paling lama 6 bulan sejak izin akuntan publik diterbitkan. Akuntan publik yang tidak mempunyai KAP dalam waktu lebih dari 6 bulan akan dicabut izin akuntan publiknya.
Bidang jasa akuntan publik meliputi:
* Jasa atestasi, termasuk di dalamnya adalah audit umum atas laporan keuangan, pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan proforma, review atas laporan keuangan, dan jasa audit serta atestasi lainnya.
* Jasa non-atestasi, yang mencakup jasa yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan, manajemen, kompilasi, perpajakan, dan konsultasi.
Dalam hal pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan, seorang akuntan publik hanya dapat melakukan paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.
SUMBER:http://id.wikipedia.org/wiki/Akuntan_publik
Jumat, 14 Mei 2010
tugas jurnal simposium akuntansi
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
KOMITMEN DALAM HUBUNGAN AUDITOR DAN KLIEN:
ANTESEDEN DAN KONSEKUENSI
DWI RATMONO 1
YOGI HENDRO PRABOWO
UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG
Abstract
The objectives of this study are to examine for existence antecedents of commitment
in auditor-client relationship as well as existence consequences of it. Prior research
has recognized that the construct commitment plays a central role in business
relationship. This study develops a conceptual model that can be used to investigate
what motivates clients to continue their relationship with audit firm. One hundred
and five questionnaires were received from clients, which is a response rate of 42%.
Partially Least Squares (PLS) were utilized to test the conceptual model. The results
provide empirical evidence that interdependence is an antecedent of commitment.
It is also sown that affective commitment plays an important role in auditor-client
relationships.
Key words: affective commitment, accounting firms, client, interdependence,
continuance intentions
Jl. Erlangga Tengah II No 4 Semarang 50241
Telp. (024) 8446049/0815-75257590
Email: dwi_ratmono@yahoo.com
Padang, 23-26 Agustus 2006
K-AUDI 04
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
kerjasama dan penurunan perilaku oportunistik (Morgan & Hunt, 1994; Gundlach et
al., 1995).
2.2. Model Konseptual Anteseden-anteseden Komitmen
2.2.1. Pengaruh Perceived Quality Service terhadap Commitment
Kualitas jasa profesional merupakan alasan penting mengapa pelanggan
melakukan hubungan dengan penyedia jasa. Menurut Parasuraman et al. (1998);
Lytel & Mokwa (1992), kualitas jasa sering dikonseptualisasikan sebagai suatu
perbandingan antara harapan pelanggan terhadap pelaksanaannya (Ruyter &
Wetzels, 1999). Terdapat 5 kunci yang telah diidentifikasi dalam menentukan
kualitas suatu jasa yaitu reliability, responsiveness, assurance, emphaty, dan
tangibles. Danssen (1995) melaporkan bahwa klien KAP menganggap secara
subjektif kualitas audit yang dirasakan lebih penting daripada kualitas teknik
pengujian audit yang lebih objektif (Ruyter & Wetzels, 1999). Dimensi reliability,
responsiveness, assurance dianggap penting oleh auditee.
Woodside et al. (1992) menemukan dukungan tentang pentingnya suatu
konsep responsiveness yang dirasakan oleh klien KAP ketika penilaian kinerja. Di
dalam literatur, tidak ada konsep atau bukti empiris mengenai hubungan antara
kualitas jasa dan komitmen. Walaupun begitu, karena komitmen bisa dilihat dan
digunakan sebagai wakil dari loyalitas yang diartikan sebagai komitmen terhadap
merek tertentu dan karena hubungan positif antara kualitas jasa dan loyalitas telah
dilaporkan secara konsisten dalam area pemasaran jasa, maka ditetapkan bahwa
akan ada hubungan positif antara kualitas jasa terhadap komitmen afektif maupun
kalkulatif.
2.2.2. Pengaruh Trust terhadap Commitment
Spekman, dalam Morgan & Hunt (1994) telah mendefinisikan kepercayaan
sebagai dasar bagi persekutuan yang strategik. Morgan & Hunt (1994) telah
mengartikan kepercayaan sebagai keyakinan yang dimiliki dalam hubungan dengan
pasangan kerja terkait dengan sikap jujur dan saling membantu satu sama lain.
Adanya kepercayaan juga memberikan dasar keyakinan bahwa tindakan pasangan
kerja mengarah pada pencapaian hasil yang baik (Rempel & Holmes, 1986). Sebagai
dimensi komitmen afektif, kepercayaan berhubungan dengan rasa integritas dan
pengurangan ketidakpastian (Rempel & Holmes, 1986). Oleh karena itu,
Granovetter (1985) berpendapat bahwa kepercayaan mengarah pada keinginan untuk
Padang, 23-26 Agustus 2006
K-AUDI 04
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
mempertahankan suatu hubungan diantara pasangan kerja (Ruyter & Wetzels,
1999).
Sebagai salah satu dimensi anteseden dari komitmen afektif, kepercayaan
mempunyai keterkaitan dengan sikap integritas dan pengurangan ketidakpastian
(Rempel & Holmes, 1986). Granovetter (1985) juga berpendapat bahwa
kepercayaan mengarah pada keinginan yang kuat untuk mempertahankan hubungan
diantara semua pihak (Ruyter dan Wetzels, 1999). Geykens & Steenkamp (1985)
melaporkan terdapat hubungan positif antara kepercayaan dan komitmen afektif.
Selain itu, hal yang berbeda juga dilaporkan mengenai hubungan negatif antara
kepercayaan dan komitmen kalkulatif.
2.2.3. Pengaruh Interdependence terhadap Commitment
Dalam setiap hubungan sosial dan ekonomi selalu ada rasa saling
ketergantungan di antara semua pihak. Tingkat ketergantungan dalam hubungan
pertukaran ditentukan melalui besarnya tingkat motivasi untuk berinvestasi yang
akan siap dilakukan dan penggantian terhadap pasangan kerja. Anderson & Weitz
(1992) berpendapat bahwa dengan adanya tingkat ketergantungan yang tinggi
menyebabkan pasangan kerja dalam suatu hubungan bisnis telah membentuk suatu
penghalang pertukaran (switching barrier) mereka sendiri. DeAngelo (1981) juga
memperkirakan bahwa hubungan jangka panjang menghemat biaya evaluasi ulang
yang dikeluarkan klien untuk melanjutkan hubungan dengan KAP (Ruyter &
Wetzels, 1999).
Dalam penelitiannya Kumar et al. (1995) dan Geykens dan Steenkamp
(1995) membuktikan secara empiris terdapat hubungan positif antara saling
ketergantungan dengan komitmen afektif. Selanjutnya Geykens dan Steenkamp juga
menjelaskan hubungan positif antara saling ketergantungan dan komitmen
kalkulatif. Hal ini dikarenakan adanya hubungan investasi yang spesifik
menyebabkan motivasi perhitungan untuk melanjutkan hubungan akan muncul.
DeAngelo (1981) menyatakan bahwa hubungan jangka panjang menghemat biaya
yang dikeluarkan oleh klien untuk mengevaluasi ulang kelanjutan hubungan dengan
KAP (Ruyter dan Wetzels, 1999).
Oleh karena itu diajukan bahwa terdapat
hubungan positif antara interdependence dengan dengan kedua konstruk
commitment.
Padang, 23-26 Agustus 2006
K-AUDI 04
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
2.2.4. Pengaruh Client Orientation terhadap Commitment
Saxe & Weitz (1982) berpendapat bahwa orientasi terhadap pelanggan
merupakan konstruk yang telah terbukti penting dalam pengembangan hubungan
jangka panjang dengan pasangan kerja. Konstruk ini telah didefinisikan oleh Ruyter
& Wetzels (1999) sebagai perhatian terhadap kebutuhan pelanggan pada tingkat
interaksi antara karyawan dan pelanggan. Konstruk ini berperan penting terutama
dalam jasa profesional keuangan ketika terdapat tingkat yang relatif tinggi dalam
interaksi hubungan dengan pasangan kerja dalam pertukaran (Van der Walt et al.,
1994). Mangos et al. (1995) menekankan bahwa terdapat kemunculan orientasi
terhadap klien dalam KAP. Oleh karena itu, Dassen (1995) menyimpulkan bahwa
auditor harus mendengarkan kebutuhan klien dengan hati-hati.
Mangos et al. (1995) berpendapat bahwa KAP mempunyai fokus yang
berorientasi kepada pelanggan. Orientasi kepada pelanggan sering dilihat sebagai
orientasi utama yang berpengaruh ketika melakukan hubungan interaksi antara
penyedia jasa dan klien (Ruyter & Wetzels, 1999). Oleh karena itu, Dansen (1995)
menyimpulkan bahwa auditor harus mendengarkan dengan seksama apa yang
menjadi keinginan klien. Berdasarkan hal tersebut diusulkan adanya hubungan
positif antara orientasi kepada pelanggan dan komitmen afektif.
Simposium akutansi ini saya ambil dari blog:http://imation-imagination.blogspot.com/
KOMITMEN DALAM HUBUNGAN AUDITOR DAN KLIEN:
ANTESEDEN DAN KONSEKUENSI
DWI RATMONO 1
YOGI HENDRO PRABOWO
UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG
Abstract
The objectives of this study are to examine for existence antecedents of commitment
in auditor-client relationship as well as existence consequences of it. Prior research
has recognized that the construct commitment plays a central role in business
relationship. This study develops a conceptual model that can be used to investigate
what motivates clients to continue their relationship with audit firm. One hundred
and five questionnaires were received from clients, which is a response rate of 42%.
Partially Least Squares (PLS) were utilized to test the conceptual model. The results
provide empirical evidence that interdependence is an antecedent of commitment.
It is also sown that affective commitment plays an important role in auditor-client
relationships.
Key words: affective commitment, accounting firms, client, interdependence,
continuance intentions
Jl. Erlangga Tengah II No 4 Semarang 50241
Telp. (024) 8446049/0815-75257590
Email: dwi_ratmono@yahoo.com
Padang, 23-26 Agustus 2006
K-AUDI 04
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
kerjasama dan penurunan perilaku oportunistik (Morgan & Hunt, 1994; Gundlach et
al., 1995).
2.2. Model Konseptual Anteseden-anteseden Komitmen
2.2.1. Pengaruh Perceived Quality Service terhadap Commitment
Kualitas jasa profesional merupakan alasan penting mengapa pelanggan
melakukan hubungan dengan penyedia jasa. Menurut Parasuraman et al. (1998);
Lytel & Mokwa (1992), kualitas jasa sering dikonseptualisasikan sebagai suatu
perbandingan antara harapan pelanggan terhadap pelaksanaannya (Ruyter &
Wetzels, 1999). Terdapat 5 kunci yang telah diidentifikasi dalam menentukan
kualitas suatu jasa yaitu reliability, responsiveness, assurance, emphaty, dan
tangibles. Danssen (1995) melaporkan bahwa klien KAP menganggap secara
subjektif kualitas audit yang dirasakan lebih penting daripada kualitas teknik
pengujian audit yang lebih objektif (Ruyter & Wetzels, 1999). Dimensi reliability,
responsiveness, assurance dianggap penting oleh auditee.
Woodside et al. (1992) menemukan dukungan tentang pentingnya suatu
konsep responsiveness yang dirasakan oleh klien KAP ketika penilaian kinerja. Di
dalam literatur, tidak ada konsep atau bukti empiris mengenai hubungan antara
kualitas jasa dan komitmen. Walaupun begitu, karena komitmen bisa dilihat dan
digunakan sebagai wakil dari loyalitas yang diartikan sebagai komitmen terhadap
merek tertentu dan karena hubungan positif antara kualitas jasa dan loyalitas telah
dilaporkan secara konsisten dalam area pemasaran jasa, maka ditetapkan bahwa
akan ada hubungan positif antara kualitas jasa terhadap komitmen afektif maupun
kalkulatif.
2.2.2. Pengaruh Trust terhadap Commitment
Spekman, dalam Morgan & Hunt (1994) telah mendefinisikan kepercayaan
sebagai dasar bagi persekutuan yang strategik. Morgan & Hunt (1994) telah
mengartikan kepercayaan sebagai keyakinan yang dimiliki dalam hubungan dengan
pasangan kerja terkait dengan sikap jujur dan saling membantu satu sama lain.
Adanya kepercayaan juga memberikan dasar keyakinan bahwa tindakan pasangan
kerja mengarah pada pencapaian hasil yang baik (Rempel & Holmes, 1986). Sebagai
dimensi komitmen afektif, kepercayaan berhubungan dengan rasa integritas dan
pengurangan ketidakpastian (Rempel & Holmes, 1986). Oleh karena itu,
Granovetter (1985) berpendapat bahwa kepercayaan mengarah pada keinginan untuk
Padang, 23-26 Agustus 2006
K-AUDI 04
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
mempertahankan suatu hubungan diantara pasangan kerja (Ruyter & Wetzels,
1999).
Sebagai salah satu dimensi anteseden dari komitmen afektif, kepercayaan
mempunyai keterkaitan dengan sikap integritas dan pengurangan ketidakpastian
(Rempel & Holmes, 1986). Granovetter (1985) juga berpendapat bahwa
kepercayaan mengarah pada keinginan yang kuat untuk mempertahankan hubungan
diantara semua pihak (Ruyter dan Wetzels, 1999). Geykens & Steenkamp (1985)
melaporkan terdapat hubungan positif antara kepercayaan dan komitmen afektif.
Selain itu, hal yang berbeda juga dilaporkan mengenai hubungan negatif antara
kepercayaan dan komitmen kalkulatif.
2.2.3. Pengaruh Interdependence terhadap Commitment
Dalam setiap hubungan sosial dan ekonomi selalu ada rasa saling
ketergantungan di antara semua pihak. Tingkat ketergantungan dalam hubungan
pertukaran ditentukan melalui besarnya tingkat motivasi untuk berinvestasi yang
akan siap dilakukan dan penggantian terhadap pasangan kerja. Anderson & Weitz
(1992) berpendapat bahwa dengan adanya tingkat ketergantungan yang tinggi
menyebabkan pasangan kerja dalam suatu hubungan bisnis telah membentuk suatu
penghalang pertukaran (switching barrier) mereka sendiri. DeAngelo (1981) juga
memperkirakan bahwa hubungan jangka panjang menghemat biaya evaluasi ulang
yang dikeluarkan klien untuk melanjutkan hubungan dengan KAP (Ruyter &
Wetzels, 1999).
Dalam penelitiannya Kumar et al. (1995) dan Geykens dan Steenkamp
(1995) membuktikan secara empiris terdapat hubungan positif antara saling
ketergantungan dengan komitmen afektif. Selanjutnya Geykens dan Steenkamp juga
menjelaskan hubungan positif antara saling ketergantungan dan komitmen
kalkulatif. Hal ini dikarenakan adanya hubungan investasi yang spesifik
menyebabkan motivasi perhitungan untuk melanjutkan hubungan akan muncul.
DeAngelo (1981) menyatakan bahwa hubungan jangka panjang menghemat biaya
yang dikeluarkan oleh klien untuk mengevaluasi ulang kelanjutan hubungan dengan
KAP (Ruyter dan Wetzels, 1999).
Oleh karena itu diajukan bahwa terdapat
hubungan positif antara interdependence dengan dengan kedua konstruk
commitment.
Padang, 23-26 Agustus 2006
K-AUDI 04
SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG
2.2.4. Pengaruh Client Orientation terhadap Commitment
Saxe & Weitz (1982) berpendapat bahwa orientasi terhadap pelanggan
merupakan konstruk yang telah terbukti penting dalam pengembangan hubungan
jangka panjang dengan pasangan kerja. Konstruk ini telah didefinisikan oleh Ruyter
& Wetzels (1999) sebagai perhatian terhadap kebutuhan pelanggan pada tingkat
interaksi antara karyawan dan pelanggan. Konstruk ini berperan penting terutama
dalam jasa profesional keuangan ketika terdapat tingkat yang relatif tinggi dalam
interaksi hubungan dengan pasangan kerja dalam pertukaran (Van der Walt et al.,
1994). Mangos et al. (1995) menekankan bahwa terdapat kemunculan orientasi
terhadap klien dalam KAP. Oleh karena itu, Dassen (1995) menyimpulkan bahwa
auditor harus mendengarkan kebutuhan klien dengan hati-hati.
Mangos et al. (1995) berpendapat bahwa KAP mempunyai fokus yang
berorientasi kepada pelanggan. Orientasi kepada pelanggan sering dilihat sebagai
orientasi utama yang berpengaruh ketika melakukan hubungan interaksi antara
penyedia jasa dan klien (Ruyter & Wetzels, 1999). Oleh karena itu, Dansen (1995)
menyimpulkan bahwa auditor harus mendengarkan dengan seksama apa yang
menjadi keinginan klien. Berdasarkan hal tersebut diusulkan adanya hubungan
positif antara orientasi kepada pelanggan dan komitmen afektif.
Simposium akutansi ini saya ambil dari blog:http://imation-imagination.blogspot.com/
Selasa, 23 Maret 2010
ABSTRAK JURNAL MANAJEMEN KEUANGAN
ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG TERDAFTAR BURSA EFEK INDONESIA
abstraks:
Modal kerja merupakan unsur yang penting bagi perusahaan karena tanpa modal kerja yang cukup, aktivitas operasional suatu perusahaan tidak dapat dilangsungkan. Dengan berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat saat mi sehingga terjadi persaingan yang ketat diantara perusahaan sejenis, memperoleh kecukupan modal kerja tersebut menjadi faktor utama yang perlu diperhatikan.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian mi adalah untuk mengetahui sumber dan penggunaan modal kerja perusahaan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis, yaitu metode yang berusaha mengumpulkan data yang sesuai keadaan yang sebenarnya, menyajikan dan menganalisisnya sehingga dapat memberikan perbandingan yang cukup jelas mengenai objek yang diteliti yang kemudian dapat ditarik suatu kesimpulan.
Hasil penelitian diperoleh pengelolaan modal kerja PT Gudang Garam Tbk sangat rendah, karena terlihat dan penurunan yang terjadi setiap periodenya. PT H.M.Sampoerna memiliki pengelolaan modal kerja yang lebih baik dibandingkan PT Gudang Garam Tbk, dimana periode 2001-2002 dan periode 2002-2003 mengalami peningkatan, sedangkan pada periode 2003-2004 perusahaan mengalami penurunan. Untuk PT BAT Indonesia Tbk memiliki keadaan modal kerja hampir sama dengan PT H.M.Sampoerna Tbk dimana terjadi peningkatan di periode 2001-2002 dan periode 2002-2003, tapi mengalami penurunan pada periode 2003-2004. Sedangkan untuk PT Bentoel International Investama Tbk, menurut penulis memiliki pengelolaan modal kerja yang paling baik dibandingkan perusahaan yang lain, terlihat dan peningkatan modal kerja yang signifikan di periode 2003-2004 meskipun pada periode sebelumnya mengalami penurunan modal kerja.
sumber:
http://one.indoskripsi.com/node/5855
ANALISIS IMPLEMENTASI PENJUALAN KREDIT PADA PT.RODASURYA ADIMAS BANJARMASIN
ABSTRAKSI
Dalam menjalankan roda usahanya, suatu perusahaan selalu memerlukan sejumlah modal kerja merupakan salah satu bentuk modal yang erat hubungannya dengan kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Untuk itu perlu dianalisa apakah modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan telah digunakan secara efisien, karena penggunaan modal kerja yang tepat merupakan penunjang keberhasilan usaha perusahaan.
Salah satu elemen dari modal kerja ialah piutang. Dengan adanya piutang ini memiliki arti yang positif, namun tidak berarti investasi pada piutang tidak menimbulkan resiko. Apabila pihak manajemen tidak berhati-hati dalam mengelola piutangyang dimilikinya, maka akan berakibat cukup fatal sebab yang terlihat disini adalah penjualan kredit yang besar. Semakin besar volume penjualan kredit, semakin besar pula total piutang perusahaan yang berarti semakin tinggi resiko yang dihadapi oleh n\modal kerja.
Berdasarkan data yang dihimpun dari PT. Rodasurya Adimas Banjarmasin, maka dapat terlihat dengan jelas semakin menurunnya tingkat perputaran piutang dan semakin lambatnya waktu pengumpulan piutangdari waktu pengumpulan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini mengakibatkan semakin besarnya modal kerja yang tertanam dalam pada piutang dan semakin menurunnya kemampuan perolehan laba perusahaan.
Dengan tujuan memperbaiki keadaan tersebut, penulis memberikan saran agar perusahaan melakukan perubahan dalam penerapan syarat kredit , lebih selektif dalam memilih debitur, perlunya perusahaan menyusun aging schedule of receivables dan semakin mengaktifkan divisi penagihan piutangnya.
sumber:
http://one.indoskripsi.com/node/9611
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Usahatani jagung
abstraks:
Pertanian
Nahriyanti, 05 012 014 010. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Usahatani jagung (Studi kasus petani jagung di Kel. Panreng Kec. Baranti Kab.Sidrap) dibimbing Oleh Zulkifli dan Amal Said.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi yang diterapkan petani dalam usahatani jagung, 2) keuntungan yang diperoleh petani dalam usahatani jagung.
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti kabupaten Sidrap. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai bulan maret sampai bulan mei 2007.
Data diperoleh dari 30 orang petani jagung yang dipilih dengan metode acak secara sederhana (random sampling). Data diolah dan dianalisis dengan Fungsi produksi Cobb-Douglass, R/C Ratio, Biaya Per Unit.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa skala ekonomi penggunaan faktor produksi yaitu lahan, benih dan pupuk phonska pada usahatani jagung berada dalam keadaan increasing return to scale dengan jumlah koefisien elastisitasnya 1,002.
Usahatani jagung yang diusahakan petani responden menguntungkan, dengan nilai R/C Ratio 2,53 (R/C > 1) dan keuntungan per kilogram jagung rata-rata Rp. 967,87
sumber:
http://one.indoskripsi.com/node/3880
abstraks:
Modal kerja merupakan unsur yang penting bagi perusahaan karena tanpa modal kerja yang cukup, aktivitas operasional suatu perusahaan tidak dapat dilangsungkan. Dengan berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat saat mi sehingga terjadi persaingan yang ketat diantara perusahaan sejenis, memperoleh kecukupan modal kerja tersebut menjadi faktor utama yang perlu diperhatikan.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan industri rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian mi adalah untuk mengetahui sumber dan penggunaan modal kerja perusahaan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis, yaitu metode yang berusaha mengumpulkan data yang sesuai keadaan yang sebenarnya, menyajikan dan menganalisisnya sehingga dapat memberikan perbandingan yang cukup jelas mengenai objek yang diteliti yang kemudian dapat ditarik suatu kesimpulan.
Hasil penelitian diperoleh pengelolaan modal kerja PT Gudang Garam Tbk sangat rendah, karena terlihat dan penurunan yang terjadi setiap periodenya. PT H.M.Sampoerna memiliki pengelolaan modal kerja yang lebih baik dibandingkan PT Gudang Garam Tbk, dimana periode 2001-2002 dan periode 2002-2003 mengalami peningkatan, sedangkan pada periode 2003-2004 perusahaan mengalami penurunan. Untuk PT BAT Indonesia Tbk memiliki keadaan modal kerja hampir sama dengan PT H.M.Sampoerna Tbk dimana terjadi peningkatan di periode 2001-2002 dan periode 2002-2003, tapi mengalami penurunan pada periode 2003-2004. Sedangkan untuk PT Bentoel International Investama Tbk, menurut penulis memiliki pengelolaan modal kerja yang paling baik dibandingkan perusahaan yang lain, terlihat dan peningkatan modal kerja yang signifikan di periode 2003-2004 meskipun pada periode sebelumnya mengalami penurunan modal kerja.
sumber:
http://one.indoskripsi.com/node/5855
ANALISIS IMPLEMENTASI PENJUALAN KREDIT PADA PT.RODASURYA ADIMAS BANJARMASIN
ABSTRAKSI
Dalam menjalankan roda usahanya, suatu perusahaan selalu memerlukan sejumlah modal kerja merupakan salah satu bentuk modal yang erat hubungannya dengan kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Untuk itu perlu dianalisa apakah modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan telah digunakan secara efisien, karena penggunaan modal kerja yang tepat merupakan penunjang keberhasilan usaha perusahaan.
Salah satu elemen dari modal kerja ialah piutang. Dengan adanya piutang ini memiliki arti yang positif, namun tidak berarti investasi pada piutang tidak menimbulkan resiko. Apabila pihak manajemen tidak berhati-hati dalam mengelola piutangyang dimilikinya, maka akan berakibat cukup fatal sebab yang terlihat disini adalah penjualan kredit yang besar. Semakin besar volume penjualan kredit, semakin besar pula total piutang perusahaan yang berarti semakin tinggi resiko yang dihadapi oleh n\modal kerja.
Berdasarkan data yang dihimpun dari PT. Rodasurya Adimas Banjarmasin, maka dapat terlihat dengan jelas semakin menurunnya tingkat perputaran piutang dan semakin lambatnya waktu pengumpulan piutangdari waktu pengumpulan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini mengakibatkan semakin besarnya modal kerja yang tertanam dalam pada piutang dan semakin menurunnya kemampuan perolehan laba perusahaan.
Dengan tujuan memperbaiki keadaan tersebut, penulis memberikan saran agar perusahaan melakukan perubahan dalam penerapan syarat kredit , lebih selektif dalam memilih debitur, perlunya perusahaan menyusun aging schedule of receivables dan semakin mengaktifkan divisi penagihan piutangnya.
sumber:
http://one.indoskripsi.com/node/9611
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Usahatani jagung
abstraks:
Pertanian
Nahriyanti, 05 012 014 010. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Usahatani jagung (Studi kasus petani jagung di Kel. Panreng Kec. Baranti Kab.Sidrap) dibimbing Oleh Zulkifli dan Amal Said.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi yang diterapkan petani dalam usahatani jagung, 2) keuntungan yang diperoleh petani dalam usahatani jagung.
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Panreng Kecamatan Baranti kabupaten Sidrap. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai bulan maret sampai bulan mei 2007.
Data diperoleh dari 30 orang petani jagung yang dipilih dengan metode acak secara sederhana (random sampling). Data diolah dan dianalisis dengan Fungsi produksi Cobb-Douglass, R/C Ratio, Biaya Per Unit.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa skala ekonomi penggunaan faktor produksi yaitu lahan, benih dan pupuk phonska pada usahatani jagung berada dalam keadaan increasing return to scale dengan jumlah koefisien elastisitasnya 1,002.
Usahatani jagung yang diusahakan petani responden menguntungkan, dengan nilai R/C Ratio 2,53 (R/C > 1) dan keuntungan per kilogram jagung rata-rata Rp. 967,87
sumber:
http://one.indoskripsi.com/node/3880
Senin, 22 Maret 2010
Mereview Abstract Jurnal Finance
Determinants of Corporate Capital Structure in East Asia: Are there differences fromo the Industrialized Countries
By. Mamoru NaganoWaseda University Institute of Finance
Juli 2003
This paper investigated micro-economic variables that determined corporate capital structure in the East Asian countries of Indonesia, Korea, Malaysia, the Philippines and Thailand in the aftermath of the 1997 Asian financial crisis. In general, there is a high level of dependency by firms on short-term external financing. Based on empirical analyses, the study found a significant negative relationship between firm profitability and corporate debt-to-equity (DE) ratio in all the sample countries. Firm size also has a direct relationship with DE ratio in many countries. On the other hand, the relationship between corporate debt-to-equity (DE) ratio and firm’s tangibility -- generally significant in the industrialized countries -- is entirely insignificant even in the post-crisis period.
Abstract
Prior research has used inaccurate classification rules to distinguish between stock splits and stock devidends. The CRSP classification of two-for-one stock distribution agrees with the actual accounting treatment impacts the announcement period reaction-two for one distributions accounted for as stock dividends are associated with five day announcement returns for distributions accounted for as stock splits. Announcement returns are positively related to earnings growth in the two years following the distribution for stock dividend firms but not for stock split firms, The accounting choise appears to be used to confirm management's private information about future earnings revealed at the time of the distribution announcement.
The Market Reaction to the Choice of Accounting Method for Stock Splits and Large Stock Dividends
by. Graeme Rankine; Earl K. SticeThe Journal of Financial and Quantitative Analysis, Vol.32, No.2. (Jun.,1997), pp.161-182.
Abstract
Prior research has used inaccurate classification rules to distinguish between stock splits and stock devidends. The CRSP classification of two-for-one stock distribution agrees with the actual accounting treatment impacts the announcement period reaction-two for one distributions accounted for as stock dividends are associated with five day announcement returns for distributions accounted for as stock splits. Announcement returns are positively related to earnings growth in the two years following the distribution for stock dividend firms but not for stock split firms, The accounting choise appears to be used to confirm management's private information about future earnings revealed at the time of the distribution announcement.
sumber:
http://journalabstract.blogspot.com/2008/09/earnings-and-stocksplits.html
Rabu, 10 Maret 2010
Meringkas Penelitian Akuntansi Financial
Pengaruh Modal Asing Terhadap Tingkat Rentabilitas Modal Sendiri
Modal merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu perusahaan untuk menjamin adanya stabilitas financial dan kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Struktur permodalan atau sumber permodalan suatu perusahaan pada dasarnya berasal dari modal sendiri dan modal asing/hutang. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan sedangkan modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan atau modal pinjaman dari pihak kreditur
Adanya hutang/modal asing akan memberikan pengaruh terhadap tingkat rentabilitas ( pendapatan ) modal sendiri, baik itu pengaruh positif atau pengaruh negatif atau bahkan tidak berpengaruh sama sekali. Hal ini bisa terjadi karena setiap menggunakan hutang sebagai modal asing pasti akan disertai dengan tingkat bunga yang harus dibayar oleh pihak perusahaan.
Apabila tingkat rentabilitas eknomi atau hasil pendayagunaan atas hutang/modal asing tersebut lebih besar dibandingkan dengan tingkat bunga atas hutang/modal asing, maka sisa dari pembayaran bunga atas hutang/modal asing tersebut akan menaikkan atau berpengaruh positif terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri. Sebaliknya apabila tingkat rentabilitas ekonomi atau hasil pendayagunaan atas hutang/modal asing lebih kecil dari tingkat bunga atas hutang/modal asing maka kekurangan untuk membayar bunga atas hutang/modal asing tersebut harus ditutup dari hasil pendayagunaan modal sendiri atau rentabilitas modal sendiri, dengan kata lain adanya hutang atau modal asing berpengaruh negatif terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri.
Untuk melihat bagaimana pengaruh adanya hutang atau modal asing terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri, dapat menggunakan analisa ratio yaitu analisa Financial Liverage Indek ( FLI ). Apabila hasil analisa menujukan indek lebih dari 1,00 maka adanya hutang/modal asing tersebut berpengaruh positif terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri, tetapi sebaliknya apabila hasil analisa menunjukan indek kurang dari 1,00 maka adanya hutang/modal asing tersebut berpengaruh negatif terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri.
Adanya hutang/modal asing akan memberikan pengaruh terhadap tingkat rentabilitas ( pendapatan ) modal sendiri, baik itu pengaruh positif atau pengaruh negatif atau bahkan tidak berpengaruh sama sekali. Hal ini bisa terjadi karena setiap menggunakan hutang sebagai modal asing pasti akan disertai dengan tingkat bunga yang harus dibayar oleh pihak perusahaan.
Apabila tingkat rentabilitas eknomi atau hasil pendayagunaan atas hutang/modal asing tersebut lebih besar dibandingkan dengan tingkat bunga atas hutang/modal asing, maka sisa dari pembayaran bunga atas hutang/modal asing tersebut akan menaikkan atau berpengaruh positif terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri. Sebaliknya apabila tingkat rentabilitas ekonomi atau hasil pendayagunaan atas hutang/modal asing lebih kecil dari tingkat bunga atas hutang/modal asing maka kekurangan untuk membayar bunga atas hutang/modal asing tersebut harus ditutup dari hasil pendayagunaan modal sendiri atau rentabilitas modal sendiri, dengan kata lain adanya hutang atau modal asing berpengaruh negatif terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri.
Untuk melihat bagaimana pengaruh adanya hutang atau modal asing terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri, dapat menggunakan analisa ratio yaitu analisa Financial Liverage Indek ( FLI ). Apabila hasil analisa menujukan indek lebih dari 1,00 maka adanya hutang/modal asing tersebut berpengaruh positif terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri, tetapi sebaliknya apabila hasil analisa menunjukan indek kurang dari 1,00 maka adanya hutang/modal asing tersebut berpengaruh negatif terhadap tingkat rentabilitas modal sendiri.
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi/akuntansi/pengaruh-modal-asing-terhadap-tingkat-rentabilitas-modal-sendir-0
Meringkas Penelitian Akuntansi Perilaku
TINJAUAN TERHADAP ILMU KEPERILAKUAN :
DALAM PERSPEKTIF AKUNTANSI
DALAM PERSPEKTIF AKUNTANSI
A. Mengapa Mempertimbangkan Aspek Keperilakuan Pada Akuntasi
Berdasarkan pengalaman, banyak manajer dan akuntan telah memperoleh suatu pemahaman yang lebih dari sekadar aspek manusia dalam tugas mereka. Bagaimanapun harus diakui bahwa banyak system akuntansi masih dihadapkan pada berbagai kesulitan manusia yang tidak terhitung, bahkan penggunaan dan penerimaan seluruh system akuntansi terkadang dapat menjadi meragukan. Para manajer terbiasa bebas untuk memanipulasi laporan informasi system akuntansi. Pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan dilakukan atas dasar sudut pandang hasil laporan mereka dan bukan atas dasar kontribusi mereka yang lebih luas terhadap efektivitas organisasi. Sebagian prosedur saat ini juga dapat menimbulkan pembatasan yang tidak diinginkan terhadap inisiatif manajerial. Prosedur dapat menjadi tujuan akhir itu sendiri jika semata-mata dibandingkan dengan teknik organisasi yang lebih luas.
Dalam organisasi, semua anggota mempunyai peran yang harus dimainkan dalam mencapai tujuan organisasi. Peran tersebut bergantung pada seberapa besar porsi tanggung jawab dan rasa tanggung jawab anggota terhadap pencapaian tujuan. Rasa tanggung jawab tersebut pada sebagian organisasi dihargai dalam bentuk penghargaan tertentu. Dalam organisasi, masing-masing mempunyai tujuan dan bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Keselarasan tersebut akan dapat lebih diwujudkan manakala individu memahami dan patuh pada ketetapan-ketetapan yang ada di dalam anggaran.
Berdasarkan pengalaman, banyak manajer dan akuntan telah memperoleh suatu pemahaman yang lebih dari sekadar aspek manusia dalam tugas mereka. Bagaimanapun harus diakui bahwa banyak system akuntansi masih dihadapkan pada berbagai kesulitan manusia yang tidak terhitung, bahkan penggunaan dan penerimaan seluruh system akuntansi terkadang dapat menjadi meragukan. Para manajer terbiasa bebas untuk memanipulasi laporan informasi system akuntansi. Pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan dilakukan atas dasar sudut pandang hasil laporan mereka dan bukan atas dasar kontribusi mereka yang lebih luas terhadap efektivitas organisasi. Sebagian prosedur saat ini juga dapat menimbulkan pembatasan yang tidak diinginkan terhadap inisiatif manajerial. Prosedur dapat menjadi tujuan akhir itu sendiri jika semata-mata dibandingkan dengan teknik organisasi yang lebih luas.
Dalam organisasi, semua anggota mempunyai peran yang harus dimainkan dalam mencapai tujuan organisasi. Peran tersebut bergantung pada seberapa besar porsi tanggung jawab dan rasa tanggung jawab anggota terhadap pencapaian tujuan. Rasa tanggung jawab tersebut pada sebagian organisasi dihargai dalam bentuk penghargaan tertentu. Dalam organisasi, masing-masing mempunyai tujuan dan bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Keselarasan tersebut akan dapat lebih diwujudkan manakala individu memahami dan patuh pada ketetapan-ketetapan yang ada di dalam anggaran.
B. Dimensi Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi keperilakuan berada di balik peran akuntansi tradisional yang berarti mengumpulkan, mengukur, mencatat dan melaporkan informasi keuangan. Dengan demikian, dimensi akuntansi berkaitan dengan perilaku manusia dan juga dengan desain, konstruksi, serta penggunaan suatu system informasi akuntansi yang efisien. Akuntansi keperilakuan, dengan mempertimbangkan hubungan antara perilaku manusia dan system akuntansi, mencerminkan dimensi social dan budaya manusia dalam suatu organisasi.
Bernard Berelson dan GA. Stainer juga menjelaskan secara singkat mengenai definisi keperilakuan, yaitu sebagai suatu riset ilmiah yang berhadapan secara langsung dengan perilaku manusia. Definisi ini menangkap permasalahan inti dari ilmu keperilakuan, yaitu riset ilmiah dan perilaku manusia.
Akuntansi keperilakuan berada di balik peran akuntansi tradisional yang berarti mengumpulkan, mengukur, mencatat dan melaporkan informasi keuangan. Dengan demikian, dimensi akuntansi berkaitan dengan perilaku manusia dan juga dengan desain, konstruksi, serta penggunaan suatu system informasi akuntansi yang efisien. Akuntansi keperilakuan, dengan mempertimbangkan hubungan antara perilaku manusia dan system akuntansi, mencerminkan dimensi social dan budaya manusia dalam suatu organisasi.
Bernard Berelson dan GA. Stainer juga menjelaskan secara singkat mengenai definisi keperilakuan, yaitu sebagai suatu riset ilmiah yang berhadapan secara langsung dengan perilaku manusia. Definisi ini menangkap permasalahan inti dari ilmu keperilakuan, yaitu riset ilmiah dan perilaku manusia.
C. Lingkup dan Sasaran Hasil Dari Akuntasi Keperilakuan
Pada masa lalu, para akuntan semata-mata focus pada pengukuran pendapatan dan biaya yang mempelajari pencapaian kinerja perusahaan di masa lalu guna memprediksi masa depan. Mereka mengabaikan fakta bahwa kinerja masa lalu adalah hasil masa lalu dari perilaku manusia dan kinerja masa lalu itu sendiri merupakan suatu factor yang akan mempengaruhi perilaku di masa depan. Mereka melewatkan fakta bahwa arti pengendalian secara penuh dari suatu organisasi harus diawali dengan memotivasi dan mengendalikan perilaku, tujuan, serta cita-cita individu yang saling berhubungan dalam organisasi.
Pada masa lalu, para akuntan semata-mata focus pada pengukuran pendapatan dan biaya yang mempelajari pencapaian kinerja perusahaan di masa lalu guna memprediksi masa depan. Mereka mengabaikan fakta bahwa kinerja masa lalu adalah hasil masa lalu dari perilaku manusia dan kinerja masa lalu itu sendiri merupakan suatu factor yang akan mempengaruhi perilaku di masa depan. Mereka melewatkan fakta bahwa arti pengendalian secara penuh dari suatu organisasi harus diawali dengan memotivasi dan mengendalikan perilaku, tujuan, serta cita-cita individu yang saling berhubungan dalam organisasi.
D. Persamaan dan Perbedaan Ilmu Keperilakuan dan Akuntansi Keperilakuan
Ilmu keperilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi keperilakuan manusia. Akuntansi keperilakuan menghubungkan antara keperilakuan manusia dengan akuntansi. Ilmu keperilakuan merupakan bagian dari ilmu social, sedangkan akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntasi dan pengetahuan keperilakuan. Namun ilmu keperilakuan dan akuntansi keperilakuan sama-sama menggunakan prinsip sosiologi dan psikologi untuk menilai dan memecahkan permasalahan organisasi.
E. Perspektif Berdasarkan Perilaku Manusia : Psikologi, Sosiologi dan Psikologi Sosial
Ketiga hal tersebut, yaitu psikologi, sosiologi dan psikologi social menjadi kontribusi utama dari ilmu keperilakuan. Ketiganya melakukan pencarian untuk menguraikan dan menjelaskan perilaku manusia, walaupun secara keseluruhan mereka memiliki perspektif yang berbeda mengenai kondisi manusia. Psikologi terutama merasa tertarik dengan bagaimana cara individu bertindak. Fokusnya didasarkan pada tindakan orang-orang ketika mereka bereaksi terhadap stimuli dalam lingkungan mereka, dan perilaku manusia dijelaskan dalam kaitannya dengan ciri, arah dan motivasi individu. Keutamaan psikologi didasarkan pada seseorang sebagai suatu organisasi. Di pihak lain, sosiologi dan psikologi social memusatkan perhatian pada perilaku kelompok social. Penekanan keduanya adalah pada interaksi antara orang-orang dan bukan pada rangsangan fisik. Perilaku diterangkan dalam hubungannya dengan ilmu social, pengaruh social dan ilmu dinamika kelompok.
Ilmu keperilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi keperilakuan manusia. Akuntansi keperilakuan menghubungkan antara keperilakuan manusia dengan akuntansi. Ilmu keperilakuan merupakan bagian dari ilmu social, sedangkan akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntasi dan pengetahuan keperilakuan. Namun ilmu keperilakuan dan akuntansi keperilakuan sama-sama menggunakan prinsip sosiologi dan psikologi untuk menilai dan memecahkan permasalahan organisasi.
E. Perspektif Berdasarkan Perilaku Manusia : Psikologi, Sosiologi dan Psikologi Sosial
Ketiga hal tersebut, yaitu psikologi, sosiologi dan psikologi social menjadi kontribusi utama dari ilmu keperilakuan. Ketiganya melakukan pencarian untuk menguraikan dan menjelaskan perilaku manusia, walaupun secara keseluruhan mereka memiliki perspektif yang berbeda mengenai kondisi manusia. Psikologi terutama merasa tertarik dengan bagaimana cara individu bertindak. Fokusnya didasarkan pada tindakan orang-orang ketika mereka bereaksi terhadap stimuli dalam lingkungan mereka, dan perilaku manusia dijelaskan dalam kaitannya dengan ciri, arah dan motivasi individu. Keutamaan psikologi didasarkan pada seseorang sebagai suatu organisasi. Di pihak lain, sosiologi dan psikologi social memusatkan perhatian pada perilaku kelompok social. Penekanan keduanya adalah pada interaksi antara orang-orang dan bukan pada rangsangan fisik. Perilaku diterangkan dalam hubungannya dengan ilmu social, pengaruh social dan ilmu dinamika kelompok.
F. Beberapa Hal Penting Dalam Perilaku Organisasi
Ada beberapa teori perilaku organisasional yang mencerminkan inti yang ditangani oleh teori-teori, yaitu :
1. Teori Peran
2. Struktur Sosial
3. Budaya
4. Komitmen Organisasi
5. Konflik Peran
6. Konflik Kepentingan
7. Pemberdayaan Karyawan
Ada beberapa teori perilaku organisasional yang mencerminkan inti yang ditangani oleh teori-teori, yaitu :
1. Teori Peran
2. Struktur Sosial
3. Budaya
4. Komitmen Organisasi
5. Konflik Peran
6. Konflik Kepentingan
7. Pemberdayaan Karyawan
KONSEP KEPERILAKUAN DARI PSIKOLOGI DAN PSIKOLOGI SOSIAL
A. Sikap
Sikap adalah suatu hal yang mempelajari mengenai tendensi tindakan, baik yang menguntungkan maupun yang kurang menguntungkan, tujuan manusia, objek, gagasan atau situasi. Sikap mempunyai 3 komponen, yaitu : (1) pengertian; (2) pengaruh; (3) perilaku. Sikap pada hakekatnya merujuk pada bagian afektif dari ketiga komponen tersebut. Sikap memiliki 4 fungsi utama, yaitu : (1) pemahaman, (2) kebutuhan akan kepuasan; (3) defensive ego; dan (4) ungkapan nilai.
Sikap adalah suatu hal yang mempelajari mengenai tendensi tindakan, baik yang menguntungkan maupun yang kurang menguntungkan, tujuan manusia, objek, gagasan atau situasi. Sikap mempunyai 3 komponen, yaitu : (1) pengertian; (2) pengaruh; (3) perilaku. Sikap pada hakekatnya merujuk pada bagian afektif dari ketiga komponen tersebut. Sikap memiliki 4 fungsi utama, yaitu : (1) pemahaman, (2) kebutuhan akan kepuasan; (3) defensive ego; dan (4) ungkapan nilai.
B. Beberapa Teori Terkait Dengan Sikap
1. Teori Perubahan Sikap
Setiap hari manusia dipaksa untuk mengubah sikap dan perilaku melalui pesan yang dirancang khusus untuk hal tersebut. Teori perubahan sikap dapat membantu untuk memprediksikan pendekatan yang paling efektif. Sikap, mungkin dapat berubah sebagai hasil pendekatan dan keadaan.
2. Konsistensi dan Teori Perselisihan
Beberapa teori perubahan sikap berasumsi bahwa orang-orang mencoba untuk memelihara konsistensi atau kesesuaian antara sikap dan perilaku mereka. Teori ini memandang perubahan sikap sebagai hal yang masuk akal dan merupakan proses yang mencerminkan orang-orang yang dibuat untuk menyadari inkonsistensi antara sikap dan perilaku mereka, sehingga mereka termotivasi untuk mengoreksi inkonsistensi tersebut dengan mengubah sikap maupun perilakunya kea rah yang lebih baik. Perlu digarisbawahi asumsi dari beberapa teori yang ada, dimana orang-orang tidak dapat memahami akan inkonsistensi tersebut.
3. Teori Disonansi Kognitif
Teori ini menjelaskan hubungan antara sikap dan perilaku. Disonansi dalam hal ini berarti adanya suatu inkonsistensi. Disonansi kognitif mengacu pada setiap inkonsistensi yang dipersepsikan oleh seseorang terhadap dua atau lebih sikapnya, atau terhadap perilaku dengan sikapnya.
4. Teori Persepsi Diri
Teori persepsi diri menganggap bahwa orang-orang mengembangka sikap berdasarkan bagaimana mereka mengamati dan menginterpretasikan perilaku mereka sendiri.
5. Teori Motivasi dan Aplikasinya
Motivasi adalah yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu. System pengendalian akuntansi mensyaratkan adanya suatu pemahaman tentang bagaimana individu-individu dapat termotivasi oleh teori akuntansi.
6. Teori Motivasi Awal
Tahun 1950-an merupakan kurun waktu yang berhasil dalam mengembangkan konsep-konsep motivasi. Tiga teori spesifik dirumuskan selama kurun waktu ini meskipun diserang dengan keras dan saat ini validitasnya dipertanyakan. Ketiga teori ini adalah teori hierarki (anak tangga) kebutuhan, teori X dan Y, dan teori motivasi hygiene. Anda mengetahui bahwa teori-teori ini bersifat awal, setidaknya karena dua alasan : 1) teori-teori ini mewakili suatu dasar darimana teori-teori kontemporer berkembang; dan 2) para manajer mempraktekkan penggunaan teori dan istilah-istilah ini untuk menjelaskan motivasi karyawan secara teratur.
7. Teori Kebutuhan dan Kepuasan
Teori ini dikembangkan oleh Maslow. Kebutuhan menurut maslow dari bawah ke atas adalah sebagai berikut :
a. Kebutuhan fisiologis
b. Kebutuhan akan rasa aman
c. Kebutuhan social
d. Kebutuhan akan penghargaan
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri
8. Teori Prestasi
Teori ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang berhubungan dengan teori kebutuhan dan kepuasan, yang pada awalnya dikembangkan oleh McClelland di awal tahun 1990. Ada tiga factor dalam teori prestasi ini adalah : prestasi, kekuatan dan afiliasi.
9. Teori Motivasi
Pada pertengahan tahun 1960-an, Herzberg mengajukan suatu teori motivasi yang dibagi ke dalam beberapa factor. Teori ini memiliki pengaruh terhadap kedua jenis perilaku.
10. Teori Keadilan
Teori ini pertama kali disampaikan oleh Adam (1963). Dalam teori keadilan, kunci ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh seorang individu adalah jika orang tersebut membandingkannya dengan lingkungan lainnya. Teori keadilan secara umum merupakan bentuk dasar dari konsep hubungan pertukaran social. Para individu mempertimbangkan input dan output menjadi suatu nilai yang tidak sebanding.
11. Teori ERG
Teori ERG (exixtence, relatedness, growth) menganggap bahwa kebutuhan manusia mempunyai tiga hierarki kebutuhan, yaitu kebutuhan akan eksistensi, kebutuhan akan keterikatan dan kebutuhan akan pertumbuhan. Teori ERG mengandung suatu dimensi frustasi-regresi.Teori ERG menyampaikan bahwa apabila suatu tingkat kebutuhan dari urutan yang lebih tinggi terhalang, maka timbul hasrat dalam individu untuk meningkatkan kebutuhan di tingkat yang lebih rendah.
12. Teori Harapan
Ide dasarnya adalah bahwa motivasi telah ditentukan oeh hasil yang diharapkan akan diperoleh seseorang sebagai akibat dari tindakannya. Variable-variabel kunci dalam teori harapan adalah : usaha, hasil, harapan, instrument-instrumen yang berkaitan dengan hubungan antara hasil tingkat pertama dengan hasil tingkat kedua, hubungan antara prestasi dan imbalan atas pencapaian prestasi, serta valensi yang berkaitan dengan kadar kekuatan dan keinginan seseorang terhadap hasil tertentu
13. Teori Penguatan
Teori ini mengungkapkan bahwa perilaku merupakan fungsi dari akibar yang berkaitan dengan perilaku tersebut.
14. Teori Penetapan Tujuan
Teori ini menguraikan hubungan antara tujuan yang ditetapkan dan prestasi kerja. Konsep dasar dari teori ini adalah bahwa karyawan yang memahami tujuan (apa yang diharapkan organisasi terhadapnya) akan terpengaruh perilaku kerjanya.
15. Teori Atribusi
Teori atribusi beragumentasi bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh kombinasi kekuatan internal, yaitu factor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, seperti kemampuan atau usaha, dan kekuatan eksternal, yaitu factor-faktor yang berasal dari luar, seperti kesulitan dalam pekerjaan atau keberuntungan.
16. Teori Agensi
Mendasarkan pemikirannya atas adanya perbedaan informasi antara atasan dan bawahan, antara kantor pusat dan cabang dan lain-lain.
17. Pendekatan Dyadic
Pendekatan ini menyatakan bahwa ada dua pihak, yaitu atasan dan bawahan yang berperan dalam proses evaluasi kinerja.
1. Teori Perubahan Sikap
Setiap hari manusia dipaksa untuk mengubah sikap dan perilaku melalui pesan yang dirancang khusus untuk hal tersebut. Teori perubahan sikap dapat membantu untuk memprediksikan pendekatan yang paling efektif. Sikap, mungkin dapat berubah sebagai hasil pendekatan dan keadaan.
2. Konsistensi dan Teori Perselisihan
Beberapa teori perubahan sikap berasumsi bahwa orang-orang mencoba untuk memelihara konsistensi atau kesesuaian antara sikap dan perilaku mereka. Teori ini memandang perubahan sikap sebagai hal yang masuk akal dan merupakan proses yang mencerminkan orang-orang yang dibuat untuk menyadari inkonsistensi antara sikap dan perilaku mereka, sehingga mereka termotivasi untuk mengoreksi inkonsistensi tersebut dengan mengubah sikap maupun perilakunya kea rah yang lebih baik. Perlu digarisbawahi asumsi dari beberapa teori yang ada, dimana orang-orang tidak dapat memahami akan inkonsistensi tersebut.
3. Teori Disonansi Kognitif
Teori ini menjelaskan hubungan antara sikap dan perilaku. Disonansi dalam hal ini berarti adanya suatu inkonsistensi. Disonansi kognitif mengacu pada setiap inkonsistensi yang dipersepsikan oleh seseorang terhadap dua atau lebih sikapnya, atau terhadap perilaku dengan sikapnya.
4. Teori Persepsi Diri
Teori persepsi diri menganggap bahwa orang-orang mengembangka sikap berdasarkan bagaimana mereka mengamati dan menginterpretasikan perilaku mereka sendiri.
5. Teori Motivasi dan Aplikasinya
Motivasi adalah yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu. System pengendalian akuntansi mensyaratkan adanya suatu pemahaman tentang bagaimana individu-individu dapat termotivasi oleh teori akuntansi.
6. Teori Motivasi Awal
Tahun 1950-an merupakan kurun waktu yang berhasil dalam mengembangkan konsep-konsep motivasi. Tiga teori spesifik dirumuskan selama kurun waktu ini meskipun diserang dengan keras dan saat ini validitasnya dipertanyakan. Ketiga teori ini adalah teori hierarki (anak tangga) kebutuhan, teori X dan Y, dan teori motivasi hygiene. Anda mengetahui bahwa teori-teori ini bersifat awal, setidaknya karena dua alasan : 1) teori-teori ini mewakili suatu dasar darimana teori-teori kontemporer berkembang; dan 2) para manajer mempraktekkan penggunaan teori dan istilah-istilah ini untuk menjelaskan motivasi karyawan secara teratur.
7. Teori Kebutuhan dan Kepuasan
Teori ini dikembangkan oleh Maslow. Kebutuhan menurut maslow dari bawah ke atas adalah sebagai berikut :
a. Kebutuhan fisiologis
b. Kebutuhan akan rasa aman
c. Kebutuhan social
d. Kebutuhan akan penghargaan
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri
8. Teori Prestasi
Teori ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang berhubungan dengan teori kebutuhan dan kepuasan, yang pada awalnya dikembangkan oleh McClelland di awal tahun 1990. Ada tiga factor dalam teori prestasi ini adalah : prestasi, kekuatan dan afiliasi.
9. Teori Motivasi
Pada pertengahan tahun 1960-an, Herzberg mengajukan suatu teori motivasi yang dibagi ke dalam beberapa factor. Teori ini memiliki pengaruh terhadap kedua jenis perilaku.
10. Teori Keadilan
Teori ini pertama kali disampaikan oleh Adam (1963). Dalam teori keadilan, kunci ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh seorang individu adalah jika orang tersebut membandingkannya dengan lingkungan lainnya. Teori keadilan secara umum merupakan bentuk dasar dari konsep hubungan pertukaran social. Para individu mempertimbangkan input dan output menjadi suatu nilai yang tidak sebanding.
11. Teori ERG
Teori ERG (exixtence, relatedness, growth) menganggap bahwa kebutuhan manusia mempunyai tiga hierarki kebutuhan, yaitu kebutuhan akan eksistensi, kebutuhan akan keterikatan dan kebutuhan akan pertumbuhan. Teori ERG mengandung suatu dimensi frustasi-regresi.Teori ERG menyampaikan bahwa apabila suatu tingkat kebutuhan dari urutan yang lebih tinggi terhalang, maka timbul hasrat dalam individu untuk meningkatkan kebutuhan di tingkat yang lebih rendah.
12. Teori Harapan
Ide dasarnya adalah bahwa motivasi telah ditentukan oeh hasil yang diharapkan akan diperoleh seseorang sebagai akibat dari tindakannya. Variable-variabel kunci dalam teori harapan adalah : usaha, hasil, harapan, instrument-instrumen yang berkaitan dengan hubungan antara hasil tingkat pertama dengan hasil tingkat kedua, hubungan antara prestasi dan imbalan atas pencapaian prestasi, serta valensi yang berkaitan dengan kadar kekuatan dan keinginan seseorang terhadap hasil tertentu
13. Teori Penguatan
Teori ini mengungkapkan bahwa perilaku merupakan fungsi dari akibar yang berkaitan dengan perilaku tersebut.
14. Teori Penetapan Tujuan
Teori ini menguraikan hubungan antara tujuan yang ditetapkan dan prestasi kerja. Konsep dasar dari teori ini adalah bahwa karyawan yang memahami tujuan (apa yang diharapkan organisasi terhadapnya) akan terpengaruh perilaku kerjanya.
15. Teori Atribusi
Teori atribusi beragumentasi bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh kombinasi kekuatan internal, yaitu factor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, seperti kemampuan atau usaha, dan kekuatan eksternal, yaitu factor-faktor yang berasal dari luar, seperti kesulitan dalam pekerjaan atau keberuntungan.
16. Teori Agensi
Mendasarkan pemikirannya atas adanya perbedaan informasi antara atasan dan bawahan, antara kantor pusat dan cabang dan lain-lain.
17. Pendekatan Dyadic
Pendekatan ini menyatakan bahwa ada dua pihak, yaitu atasan dan bawahan yang berperan dalam proses evaluasi kinerja.
C. Persepsi
Persepsi adalah bagaimana orang-orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa, objek serta manusia. Persepsi dipengaruhi factor dalam situasi yaitu : waktu, keadaan/tempat kerja dan keadaan social. Factor lain yang mempengaruhi persepsi adalah : sikap, motif, kepentingan, pengalaman dan pengharapan. Factor yang lain yang juga mempengaruhi persepsi adalah hal baru, gerakan, bunyi, ukuran, latar belakang dan kedekatan.
Persepsi adalah bagaimana orang-orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa, objek serta manusia. Persepsi dipengaruhi factor dalam situasi yaitu : waktu, keadaan/tempat kerja dan keadaan social. Factor lain yang mempengaruhi persepsi adalah : sikap, motif, kepentingan, pengalaman dan pengharapan. Factor yang lain yang juga mempengaruhi persepsi adalah hal baru, gerakan, bunyi, ukuran, latar belakang dan kedekatan.
D. Nilai
Nilai secara mendasar dinyatakan sebagai suatu modus perilaku atau keadaan akhir dari eksistensi yang khas dan lebih disukai secara pribadi atau social dibandingkan dengan suatu modus perilaku atau keadaan akhir yang berlawanan.
Nilai secara mendasar dinyatakan sebagai suatu modus perilaku atau keadaan akhir dari eksistensi yang khas dan lebih disukai secara pribadi atau social dibandingkan dengan suatu modus perilaku atau keadaan akhir yang berlawanan.
E. Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses dimana perilaku baru diperlukan. Pembelajaran terjadi sebagai hasil dari motivasi, pengalaman dan pengulangan dalam merespon situasi. Kombinasi dari motivasi, pengalaman dan pengulangan dalam merespons situasi ini terjadi dalam 3 bentuk : pengaruh keadaan klasik, pengaruh keadaan operant dan pembelajaran social.
Pembelajaran adalah proses dimana perilaku baru diperlukan. Pembelajaran terjadi sebagai hasil dari motivasi, pengalaman dan pengulangan dalam merespon situasi. Kombinasi dari motivasi, pengalaman dan pengulangan dalam merespons situasi ini terjadi dalam 3 bentuk : pengaruh keadaan klasik, pengaruh keadaan operant dan pembelajaran social.
F. Kepribadian
Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologis dalam diri seseorang yang menentukan dan mencermikan bagaimana orang tersebut merespon lingkunganya. Kepribadian adalah intisari dari perbedaan individu. Kepribadian cenderung bersifat konsisten dan kronis. Konsep kepribadian dan pengetahuan tentangn komponennya adalah penting karena memungkinkan untuk memprediksi perilaku. Kepribadian bagaimanapun juga dapat berubah. Para akuntan perilaku dapat menghadapi efektifitas orang-orang jika mereka memahami bagaimana kepribadian dikembangkan dan bagaimana kepribadian tersebut dapat diubah.
Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologis dalam diri seseorang yang menentukan dan mencermikan bagaimana orang tersebut merespon lingkunganya. Kepribadian adalah intisari dari perbedaan individu. Kepribadian cenderung bersifat konsisten dan kronis. Konsep kepribadian dan pengetahuan tentangn komponennya adalah penting karena memungkinkan untuk memprediksi perilaku. Kepribadian bagaimanapun juga dapat berubah. Para akuntan perilaku dapat menghadapi efektifitas orang-orang jika mereka memahami bagaimana kepribadian dikembangkan dan bagaimana kepribadian tersebut dapat diubah.
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/akuntansi/akuntansi-keperilakuan
Kamis, 04 Maret 2010
Apa itu METODOLOGI dan DESAIN RISET
Metode Riset dapat dibagi atas:
1.Penelitian Dasar atau murni
Jenis penelitian ini bertujuan untuk pengujian atau untuk membentuk teori baru yang bukan untuk menerapkan hasil-hasil temuannya.
2.Penelitian Terapan atau Pengembangan
Jenis penelitian ini melakukan penerapan teori dalam rangka memecahkan suatu masalah dan melakukan pengujian teori untuk menilai kegunaan teori itu sendiri.Salah satu kegiatan penelitian terapan ini adalah apa yang disebut Penelitian Tindakan yang mencari dan mengidentifikasi masalah lokal untuk menggeneralisasikan hasilnya.
B.METODE SEJARAH
Secara umum sejarah meliputi pengalaman masa lalu yang mrnggambarkan secara kritis seluruh kebenaran kejadian atau fakta untuk membantu mengetahui apa yang harus dikerjakan sekarang dan masa yang akan datang .Riset sejarah menghendaki data yang bersumber dari data primer yaitu dokumen dan peninggalan ,Sumber data sekunder dapat dipakai bila data primer tidak ditemukan.
C.METODE DESKRIPTIF
Menurut Travers(1978),metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.
Menurut Consuelo (1988),riset dengan metode deskriptif terdiri dari beberapa macam yaitu:
1.Studi Kasus
Merupakan penelitian yang rinci mengenai suatu objek tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya.
2.Survei
Survei digunakan untuk mengukur gejala-gejala yang ada tanpa menyelidiki kenapa gejala tersebut ada,sehingga tidak perlu memperhitungkan hubungan antara variabel-variabel karena metode ini hanya menggunakan data yang ada untuk pemecahan masalah daripada pengujian hipotesis.
3.Riset Pengembangan
Penelitian ini berguna untuk memperoleh informasi tentang pengembangan suatu objek tertentu dalam jangka waktu tertentu.Ada dua cara yang saling melengkapi dalam melakukan penelitian pengembangan ini yaitu:
-Metode Longitudinal
-Metode Cross-sectional
4.Riset Lanjutan
Riset ini dilakukan bila peneliti hendak mengetahui perkembangan lanjutan dari subyek setelah diberi perlakuan tertentu.
5.Riset Dokumen
Metode yang dipakai peneliti untuk meliputi pengumpulan data dan informasi melalui pengujian arsip dan dokumen.
6.Riset Kecendrungan
Metode yang bertujuan melihat kondisi yang akan datang dengan melakukan proyeksi.
7.Riset Korelasi
Penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel yang berbeda dalamsuatu populasi.
D.METODE EKSPERIMEN
Merupakan langkah-langkah lengkap yang diambil sebelum eksperimen dilakukan agar data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh sehingga analisis menjadi objektif.
Aray(1972)meringkas konsep eksperimen kedalam 3 karakteristik,bahwa:
-Variabel bebas adalah variabel yang dimanipulasi.
-Semua variabel,kecuali variabel terikat,adalah konstan.
-Pengaruh pemanipulasian variabel bebas atas variabel terikat dapat diamati atau diukur.
F.METODE PARTISIPATORIS
Riset yang menyangkut kehidupan manusia harus dicari metodenya yang lebih cepat.Metode ini memiliki beberapa prinsip yang harus dipenuhi,antara lain mempunyai implikasi ideologis,memberikan manfaat langsung kepada masyarakat,melibatkan semua partisipan yang terlibat dalam riset.
G.DESAIN RISET
Merupakan semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian yang ciri-cirinya adalah:
1.Desain dalam merencanakan penelitian.
2.Desain dalam melaksanakan penelitian.
-Disain Sample
-Desain Instrumen
-Desain Analisis
-Disain Administrasi
H.JENIS DESAIN RISET
Pengelompokan disain riset yang lengkap dan menyeluruh tampaknya belum ada ,hal ini dapat dilihat dari macam-macamnyapendapat para ahli tentang jenis-jenis desain yang ditemukan.
1.Desain Eksploratori
Biasanya suaru risetdilaksanakan dalam rangka menguji hipotesis-hipotesis berdasarkan data masa lampau atau teori yang ada.
2.Desain Deskriptif
Desain yang bertujuan untuk menguraikan sifat suatu fenomena tertentu.Desain ini hanya mengumpulkan fakta dan menguraikannya secara menyeluruh dan teliti sesuai dengan persoalan yang akan dipecahkan.
3.Desain Kausal
Desain ini berguna untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dangan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.
sumber:Drs.Husein Umar,S.E,M.M.,MBA( Riset Akuntansi)
1.Penelitian Dasar atau murni
Jenis penelitian ini bertujuan untuk pengujian atau untuk membentuk teori baru yang bukan untuk menerapkan hasil-hasil temuannya.
2.Penelitian Terapan atau Pengembangan
Jenis penelitian ini melakukan penerapan teori dalam rangka memecahkan suatu masalah dan melakukan pengujian teori untuk menilai kegunaan teori itu sendiri.Salah satu kegiatan penelitian terapan ini adalah apa yang disebut Penelitian Tindakan yang mencari dan mengidentifikasi masalah lokal untuk menggeneralisasikan hasilnya.
B.METODE SEJARAH
Secara umum sejarah meliputi pengalaman masa lalu yang mrnggambarkan secara kritis seluruh kebenaran kejadian atau fakta untuk membantu mengetahui apa yang harus dikerjakan sekarang dan masa yang akan datang .Riset sejarah menghendaki data yang bersumber dari data primer yaitu dokumen dan peninggalan ,Sumber data sekunder dapat dipakai bila data primer tidak ditemukan.
C.METODE DESKRIPTIF
Menurut Travers(1978),metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.
Menurut Consuelo (1988),riset dengan metode deskriptif terdiri dari beberapa macam yaitu:
1.Studi Kasus
Merupakan penelitian yang rinci mengenai suatu objek tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya.
2.Survei
Survei digunakan untuk mengukur gejala-gejala yang ada tanpa menyelidiki kenapa gejala tersebut ada,sehingga tidak perlu memperhitungkan hubungan antara variabel-variabel karena metode ini hanya menggunakan data yang ada untuk pemecahan masalah daripada pengujian hipotesis.
3.Riset Pengembangan
Penelitian ini berguna untuk memperoleh informasi tentang pengembangan suatu objek tertentu dalam jangka waktu tertentu.Ada dua cara yang saling melengkapi dalam melakukan penelitian pengembangan ini yaitu:
-Metode Longitudinal
-Metode Cross-sectional
4.Riset Lanjutan
Riset ini dilakukan bila peneliti hendak mengetahui perkembangan lanjutan dari subyek setelah diberi perlakuan tertentu.
5.Riset Dokumen
Metode yang dipakai peneliti untuk meliputi pengumpulan data dan informasi melalui pengujian arsip dan dokumen.
6.Riset Kecendrungan
Metode yang bertujuan melihat kondisi yang akan datang dengan melakukan proyeksi.
7.Riset Korelasi
Penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel yang berbeda dalamsuatu populasi.
D.METODE EKSPERIMEN
Merupakan langkah-langkah lengkap yang diambil sebelum eksperimen dilakukan agar data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh sehingga analisis menjadi objektif.
Aray(1972)meringkas konsep eksperimen kedalam 3 karakteristik,bahwa:
-Variabel bebas adalah variabel yang dimanipulasi.
-Semua variabel,kecuali variabel terikat,adalah konstan.
-Pengaruh pemanipulasian variabel bebas atas variabel terikat dapat diamati atau diukur.
F.METODE PARTISIPATORIS
Riset yang menyangkut kehidupan manusia harus dicari metodenya yang lebih cepat.Metode ini memiliki beberapa prinsip yang harus dipenuhi,antara lain mempunyai implikasi ideologis,memberikan manfaat langsung kepada masyarakat,melibatkan semua partisipan yang terlibat dalam riset.
G.DESAIN RISET
Merupakan semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian yang ciri-cirinya adalah:
1.Desain dalam merencanakan penelitian.
2.Desain dalam melaksanakan penelitian.
-Disain Sample
-Desain Instrumen
-Desain Analisis
-Disain Administrasi
H.JENIS DESAIN RISET
Pengelompokan disain riset yang lengkap dan menyeluruh tampaknya belum ada ,hal ini dapat dilihat dari macam-macamnyapendapat para ahli tentang jenis-jenis desain yang ditemukan.
1.Desain Eksploratori
Biasanya suaru risetdilaksanakan dalam rangka menguji hipotesis-hipotesis berdasarkan data masa lampau atau teori yang ada.
2.Desain Deskriptif
Desain yang bertujuan untuk menguraikan sifat suatu fenomena tertentu.Desain ini hanya mengumpulkan fakta dan menguraikannya secara menyeluruh dan teliti sesuai dengan persoalan yang akan dipecahkan.
3.Desain Kausal
Desain ini berguna untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dangan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.
sumber:Drs.Husein Umar,S.E,M.M.,MBA( Riset Akuntansi)
Selasa, 23 Februari 2010
Riset Akuntansi
Rencana Penulisan Ilmiah saya
rencana saya ingin menulis tentang "Analisis Kepuasan Konsumen terhadap produk ikan olahan"
Abstrak
Kepuasan konsumen adalah kepercayaan konsumen terhadap produsen yang merasa puas atas pelayanan yang diberikan kepada konsumen dimana harapan dan kebutuhan mereka terpenuhi. Metode yang digunakan dalam masalah ini yaitu Chi Square.
rencana saya ingin menulis tentang "Analisis Kepuasan Konsumen terhadap produk ikan olahan"
Abstrak
Kepuasan konsumen adalah kepercayaan konsumen terhadap produsen yang merasa puas atas pelayanan yang diberikan kepada konsumen dimana harapan dan kebutuhan mereka terpenuhi. Metode yang digunakan dalam masalah ini yaitu Chi Square.
Minggu, 21 Februari 2010
Komentar Artikel Audit Manajemen
TUGAS AUDIT MEMBERI TANGGAPAN PADA ARTIKEL AUDIT MANAJEMEN
Perlunya Audit Manajemen Untuk Mengetahui Bahaya Yang Terjadi Pada Para Pekerja
Akhir-akhir ini tidak jarang muncul berita para pegawai dipabrik mengalami cidera bahkan meninggal saat ditempat kerja.Penyebab kematian para pegawai tersebut bukan diakibatkan penyakit yang diderita saja,namun hal ini diakibatkan karena rendahnya tingkat keamanan atau pengawasan dari penggunaan peralatan atau lingkungan perusahaan.Tak jarang terdengar seorang pekerja jatuh dari ketinggian karena tangga yang digunakan sudah rapuh,atau tangan pekerja yang terpotong gergaji dan masih banyak kasus serupa.Untuk itu audit manajemen dibutuhkan,lak ini yang terkadang mengkambat kinerja dan peoduktivitas perusahaan.Asa beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melihat beberapa kasus yang terjadi diperusahaan dikarenakan lingkungan yang tidak mendukung.
Tanggapan saya tentang Artikel Audit Manajemen:
Audit manajemen memang dibutuhkan pada perusahaan untuk mengetahui apa yang terjadi pada para pekerjanya.seharusnya harus ada standar yang dapat diterapkan untuk mengurangi resiko yang ada.Dan perusahaan juga melihat darisegi keamanan pegawai.Artikel diatas juga memperlihatkan perusahaan tidak mempedulikan keselamatan pegawainya,sehingga perlu adanya pengawasan dilapangan.Dengan mengamati dan mengawasi tempat kejadian secara langsung diharapkan dapat meminimalkan resiko yang tidak diharapkan.Seperti kecelakaan sehingga perusahaan wajib memberikan premi asuransi,alat-alat yang digunakan kurang terawat sehingga harus adanya pengawasan dan perawatan agar kegiatan yang dilakukan pegawai berjalan dengan lancar.
Perlunya Audit Manajemen Untuk Mengetahui Bahaya Yang Terjadi Pada Para Pekerja
Akhir-akhir ini tidak jarang muncul berita para pegawai dipabrik mengalami cidera bahkan meninggal saat ditempat kerja.Penyebab kematian para pegawai tersebut bukan diakibatkan penyakit yang diderita saja,namun hal ini diakibatkan karena rendahnya tingkat keamanan atau pengawasan dari penggunaan peralatan atau lingkungan perusahaan.Tak jarang terdengar seorang pekerja jatuh dari ketinggian karena tangga yang digunakan sudah rapuh,atau tangan pekerja yang terpotong gergaji dan masih banyak kasus serupa.Untuk itu audit manajemen dibutuhkan,lak ini yang terkadang mengkambat kinerja dan peoduktivitas perusahaan.Asa beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melihat beberapa kasus yang terjadi diperusahaan dikarenakan lingkungan yang tidak mendukung.
Tanggapan saya tentang Artikel Audit Manajemen:
Audit manajemen memang dibutuhkan pada perusahaan untuk mengetahui apa yang terjadi pada para pekerjanya.seharusnya harus ada standar yang dapat diterapkan untuk mengurangi resiko yang ada.Dan perusahaan juga melihat darisegi keamanan pegawai.Artikel diatas juga memperlihatkan perusahaan tidak mempedulikan keselamatan pegawainya,sehingga perlu adanya pengawasan dilapangan.Dengan mengamati dan mengawasi tempat kejadian secara langsung diharapkan dapat meminimalkan resiko yang tidak diharapkan.Seperti kecelakaan sehingga perusahaan wajib memberikan premi asuransi,alat-alat yang digunakan kurang terawat sehingga harus adanya pengawasan dan perawatan agar kegiatan yang dilakukan pegawai berjalan dengan lancar.
Sabtu, 20 Februari 2010
Apa Itu Riset Akuntansi
Riset Akuntansi adalah Suatu metode penelitian khusus memaparkan tentang bidang-bidang dalam akuntansi.Dengan riset akuntansi kita diharapkan dapat melakukan penelitian terhadap bidang ilmu akuntansi yang ditekuni,agar dalam melakukan riset nantinya bisa melakukan pencarian ide,proses riset,sampai pada pembuatan laporan.
Salah satu tujuan Riset Akuntansi adalah melakukan perubahan-perubahan sistem dan prosedur akuntansi agar dapat menghasilkan sistem dan prosedur kerja yang lebih efisien dan efektif.
Riset menurut kamus Webster,mempunyai arti memeriksa atau mencari kembali.Menurut Ndraha (1988) Riset diartikan lebih luas sebagai suatu pemeriksaan atau pengujian yang teliti dan kritis dalam mencari fakta atau prinsip-prinsip penyelidikan yang tekun guna memastikan suatu hal .Dari pendapat para pakar yang lain ,dapat disimpulkan pula bahwa riset adalah suatu usaha untuk menemukan suatu hal menurut metode ilmiah sehingga harus memiliki tiga unsur penting berikut ini:sasaran,usaha untuk mencapainya dan metode ilmiah yang digunakan.
Sumber:Buku Riset Akuntansi,karangan Drs.Husein Umar,SE,M.M,MBA
Salah satu tujuan Riset Akuntansi adalah melakukan perubahan-perubahan sistem dan prosedur akuntansi agar dapat menghasilkan sistem dan prosedur kerja yang lebih efisien dan efektif.
Riset menurut kamus Webster,mempunyai arti memeriksa atau mencari kembali.Menurut Ndraha (1988) Riset diartikan lebih luas sebagai suatu pemeriksaan atau pengujian yang teliti dan kritis dalam mencari fakta atau prinsip-prinsip penyelidikan yang tekun guna memastikan suatu hal .Dari pendapat para pakar yang lain ,dapat disimpulkan pula bahwa riset adalah suatu usaha untuk menemukan suatu hal menurut metode ilmiah sehingga harus memiliki tiga unsur penting berikut ini:sasaran,usaha untuk mencapainya dan metode ilmiah yang digunakan.
Sumber:Buku Riset Akuntansi,karangan Drs.Husein Umar,SE,M.M,MBA
Langganan:
Postingan (Atom)